Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Bencana Hidrometeorologi di Gunungkidul Sebabkan Kerusakan di 71 Titik

Angin kencang memporak-porandakan arena Pasar Ramadan di Dusun Getas, Kalurahan Getas, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Kamis (14/3/2024) sore | tribunnews

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bencana hidrometeorologi yang terjadi di Gunungkidul pada Kamis (14/3/2024) sore kemarin, ternyata berakibat fatal.

Terdapat 71 titik kerusakan akibat bencana tersebut, antara lain 39 titik rumah mengalami kerusakan, 9 titik jalan tertutup material pohon tumbang, dan 15 titik jaringan listrik rusak.

Selanjutnya adalah 2 titik sekolah , 1 titik kandang ternak, 2 titik kios pedagang, 2 unit motor, dan 1 unit mobil juga dilaporkan mengalami kerusakan.

Hal tersebut terungkap dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Gunungkidul, Sumadi mengatakan, kejadian itu disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang melanda di wilayah ini dengan durasi lama.

“Adapun, kerusakan tersebut tersebar di 11 kapanewon, mulai dari  Wonosari, Semanu, Rongkop, Ponjong, Karangmojo, Senin, Ngawen, Nglipar, Gedangsari, Paruk, dan Playen,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Jumat (15/3/2024).

Ia menuturkan, atas kejadian ini tidak ada korban jiwa.

Sedangkan, untuk kerugian secara material masih dilakukan pendataan.

“Tidak ada korban, kerugian masih kami data. Kalau untuk rumah kebanyakan kerusakan kategori rusak ringan hungga ringan. Saat ini, para relawan dibantu warga sedang melakukan perbaikan di sejumlah titik tersebut,”ungkapnya.

Sementara itu, dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem tiga hari ke depan 14-16 Maret 2024.

Peringatan dini itu meliputi hujan sedang-lebat yang berpotensi memicu bencana hidrometerologi hingga gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta.

Gelombang tinggi sejak awal pekan ini di perairan Yogyakarta membuat kalangan nelayan di Kabupaten Gunungkidul tidak ada yang melaut.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengatakan dalam beberapa hari ke depan adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara dan Samudra Hindia Selatan Jawa.

Kondisi itu membentuk pertemuan arus angin (konvergensi) di wilayah Jawa dan Perairan Selatan Jawa yang bertiup dari arah barat – barat laut dengan kecepatan 40 – 60 km/jam.

Pantauan Osilasi Madden-Julian (MJO) di Fase 4 (Maritime-Continent) dan gelombang atmosfer Rossby Ekuator di Jawa bagian tengah dan timur, saat ini turut berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Potensi penguapan/kandungan uap air dalam atmosfer juga meningkat karena Suhu Muka Laut (SML) baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudra Hindia Selatan Jawa saat ini terpantau hangat yakni sebesar 29 – 31 derajad celcius.

“Mempertimbangkan kondisi tersebut,  kami memperkirakan cuaca di wilayah DIY periode 14 – 16 Maret 2024 masih berpotensi diselimuti cuaca ekstrem,” urainya.  

Exit mobile version