Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Intensitas Guguran Lava Gunung Merapi Tinggi, Warga Diimbau Tak Beraktivitas di Daerah Potensi Bahaya

Ilustrasi luncuran lava pijar Guung Merapi / tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam sepekan terakhir ini, menurut catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terjadi puluhan kali guguran lava Gunung Merapi.

Menurut Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, aktivitas Merapi tersebut tercatat pada periode 15 – 21 Maret 2024.

“Pada Minggu guguran lava teramati sebanyak 59 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) sejauh maksimal 1.800 meter. Suara guguran terdengar 1 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil,” kata Agus, lewat keterangan resminya, Minggu (24/3/2024).

Dijelaskan Agus, dari hasil analisis morfologi, kubah lava dari stasiun kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, Babadan 2, analisis foto udara dan thermal dari survey drone tanggal 21 Maret 2024, terutama kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas guguran lava.

Titik panas tertinggi teramati sebesar 247,4 derajat celsius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.

Untuk morfologi kubah tengah relatif tetap dan titik panas teramati sebesar 207,3 derajat celsius lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.

“Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Maret 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.066.400 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.000 meter kubik,” ujarnya.

Di samping itu, BPPTKG Yogyakarta juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 335 kali.

Disusul gempa fase banyak 14 kali, 6 kali gempa tektonik, 2 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa frekuensi rendah.

“Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi,” terangnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,3 cm per hari.

Sebagai informasi, status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021.

Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkasnya.  

Exit mobile version