BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Para petani ikan nila karamba jaring apung (KJA) Waduk Cengklik terpukul akibat kematian massal ikan di sana. Mereka harus merugi di tengah tingginya harga ikan. Kematian ikan terjadi sejak Sabtu- Senin (9- 11/3/2024).
Harga ikan nila saat ini mulai merangkak naik. Bahkan, diprediksi harga masih akan terus naik hingga lebaran nanti. Saat ini harga ikan nila di tingkat petani mencapai Rp 29.000/kg.
Suhartono, warga Dukuh Turunan, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak menuturkan, dirinya dan petani lain tidak mengira bakal gagal panen. Padahal ikan miliknya sudah siap panen. Namun akibat fenomena upwelling, 1,4 ton ikan nila miliknya mati.
“ikan itu akan dipanen jelang lebaran nanti,” katanya, Selasa (12/3/2024).
Kerugian pun langsung membayang. Pasalnya, dengan harga ikan saat ini, maka dia merugi hingga Rp 40 juta lebih. Belum lagi, dia masih harus membayar hutang pakan ikan. Itupun belum termasuk tenaga yang harus dia lakoni saban hari.
“Kami dan para petani berharap ada bantuan dari pemerintah. Kalau tidak bisa pakan, yang minimal bisa dibantu bibit ikan,” katanya.
Terpisah, Kabid Perikanan Disnakan Boyolali, Nurul Nugroho mengungkapkan, total ikan yang mati sebanyak 31 ton dengan kerugian mencapai Rp 890 juta. Kematian ikan akibat upwelling sehingga ikan mati karena kekurangan oksigen.
Adapun rincian kerugiannya, Kelompok Sumber Rejeki Desa Sobokerto sebanyak 14 ton milik 37 petani. Kelompok Tirto Panguripan dengan 21 anggota, total kematian ikan sebanyak 10 ton.
Lalu Kelompok Ngudi Makmur Desa Ngargorejo 7 ton milik 40 anggota. Terkait tindak lanjut atau penanganan dilakukan
pengurangan pemberian pakan ikan sampai cuaca membaik. Sebagian ikan untuk pakan lele.
“Namun sebagian besar bangkai ikan dikubur sehingga tidak mencemari lingkungan,” tandasnya. Waskita