Beranda Daerah Solo Uniknya Masjid Samina Sihyadi, Berdiri di Zona Hitam, Pengurusnya Mantan-mantan Preman

Uniknya Masjid Samina Sihyadi, Berdiri di Zona Hitam, Pengurusnya Mantan-mantan Preman

Ini arsitektur unik dari Masjid Samina Sihyadi di Gilingan, Solo, yang pengurusnya adalah para mantan preman | Foto: Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Ada hal yang cukup unik di Masjid Samina Sihyadi, Solo ini. Salah satunya, masjid  yang berada 300 meter di selatan Terminal Tirtonadi itu memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya yang berbentuk bulat.

Keunikan lain dari masjid yang terletak di Kampung Gumunggung, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu adalah pada susunan pengurus masjidnya.

Bagaimana tidak unik? Pengurus masjid Samina Sihyadi ini adalah mantan-mantan preman yang sebelumnya berada di daerah tersebut.

Imam besar Masjid Saminah Sihyadi, Ust. H. Abdul Fattah menceritakan bahwa masjid itu memang sengaja dibangun dengan bentuk unik, yakni berbentuk bulat. Tujuannya adalah agar bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar.

“Masjid ini harus memiliki daya tarik karena mengingat sekitaran sini adalah zona hitam. Di mana diliputi oleh para kupu-kupu malam, waria, penjudi, pemiras, semuanya ada disini. Sehingga perlu ada daya tarik utama, terutama dari segi bangunannya,” ungkapnya saat ditemui Rabu (13/3/2024).

Soal bentuk masjid yang berbentuk bulat atau melingkar sendiri dijelaskan Ust. Abdul Fattah juga dibuat dengan tujuan untuk merangkul seluruh elemen masyarakat.

Baca Juga :  Buka Suara, FX Rudy Ungkap Alasan Mundur: "Ada Sindiran Lulusan TK Pimpin PDIP Jateng, Saya Jawab Tidak Mampu"

“Jadi tidak pandang bulu, sehingga kita memiliki circle di dalam kemanfaatan dan kebarokahan,” katanya.

Sementara itu, warna cokelat yang mendominasi bangunan masjid tersebut dijelaskan Ust. Abdul Fattah bahwa hal tersebut menandakan supaya kita betul-betul cinta pada tanah air.

Masjid tersebut juga sengaja dibuat dengan konsep terbuka dan memiliki banyak jendela. Tujuannya agar semua kalangan bisa masuk dengan leluasa, tanpa canggung dan tanpa malu-malu.

“Konsep masjid ini juga menurut syariat Muhammad SAW tidak digembok 1×24 jam. Hanya saja kita menutup digrendel saja, dislot tidak ada penggembokan,” jelasnya.

Dibangun sejak tahun 2022 dan mulai dioperasikan sejak ramadhan tahun 2023 lalu, keberadaan masjid ini nyatanya memiliki dampak positif bagi warga sekitar.

“Alhamdulilah dampaknya sangat positif. Kita sudah merangkul kepala preman di sini dan sudah bersama kita di dalam.  Kita juga sudah membina beberapa mantan-mantan preman dan anak buahnya. Kemudian 10 PSK dan 1 waria jadi binaan kita,” paparnya.

Baca Juga :  Benarkan FX Rudy Mundur dari PLT Ketua PDIP Jateng, Teguh Prakosa Mengaku Tak Tahu Alasan Pastinya

Ust. Abdul Fattah menyebut, yang terpenting warga sekitar saat ini sudah berjalan menuju ketaatan.

“Semuanya level by level, bertahap semua. Tidak langsung, tapi bertahap. Semua mantan preman menjadi sekretaris, menjadi pengurus bidang kegiataan keagamaan, bidang komunikasi umat sehingga semua dilibatkan,” tandasnya. Ando

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.