BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul tengah menjadi sorotan bagi netizen, terutama dengan beredarnya informasi di media sosial X, seorang peziarah membagikan momen pengalaman kurang mengenakkan saat berkunjung.
Melalui media sosial itu, peziarah tersebut mengeluhkan terkait retribusi yang tidak wajar.
Bahkan, besaran biaya yang harus dia bayarkan mencapai ratusan ribu rupiah.
Panewu Imogiri, Slamet Santosa, mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut.
Akan tetapi, Makam Raja-Raja Imogiri tidak dikelola oleh pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap kondisi itu.
“Itu kan urusan internal dari pengelola makam dalam hal ini penghageng poroloyo dan pengahageng juru kunci Surakarta,” kata dia saat dikonfirmasi, Senin (29/4/2024).
Dia pun mengaku tidak paham dengan aturan yang ada di Makam Raja-Raja Imogiri.
Termasuk Makam Sultan Agung yang menjadi sorotan tepat oleh wisatawan di Makam Raja-Raja Imogiri tersebut.
Meski begitu, Slamet mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak pengelola di Makam Raja-Raja Imogiri terkait kejadian yang ada. Hanya saja, belum ada respon.
“Yang jelas kami menyayangkan kejadian itu. Kami harap ke depan tidak kembali terjadi. Karena sebenarnya sudah beberapa kami kami menerima informasi seperti itu,” urainya.
Senada, Plt Kundo Kabudayan Bantul, Slamet Pamuji, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan keluhan tersebut.
Sebab, untuk urusan Makam Raja Imogiri-Raja itu kewenangan dari pengelola.
Di mana yang mengelola itu tidak berhubungan dengan Dinas Kebudayaan atau Pemerintah Kabupaten Bantul.
“Yang mengelola itu tidak langsung berhubungan dengan dinas kebudayaan atau dinas pariwisata kabupaten Bantul. Kalau retribusinya retribusi ya mungkin itu hanya berdasarkan Perda dan itu untuk pendapatan asli daerah kabupaten,” ujar dia.