Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kecelakaan Maut Bus di Subang, Pengamat: Study Tour Mestinya Dilarang

Petugas mengevakuasi bus pariwisata maut PO Trans Putera Fajar pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami kecelakaan di tanjakan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5/2024). Bus tersebut bermerek Hino bermesin depan tipe AK1JRKA milik PT Jaya Guna Hage dengan nomor polisi wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, AD 7524 OG / Tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kecelakaan maut yang menimpa bus pariwisata hingga mengkibatkan belasan korban tewas, memicu diskursus mengenai urgensi study tour atau wisuda siswa di luar sekolah.

Salah satunya, pengamat pendidikan, Ubaid Matraji meminta sekolah untuk menghapus semua kegiatan yang dilakukan di luar sekolah, apalagi yang memungut dana dari siswa.

Ia mencontohkan, study tour atau wisuda, disebutnya tidak memiliki manfaat pada meningkatkan pendidikan dan pembelajaran.

“Intinya semua kegiatan sekolah harus berkontribusi dengan pembelajaran di sekolah. Jangan membuat acara-acara yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan, dengan pembelajaran, tapi justru memperberat orangtua,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (12/5/2024)

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini menuturkan, daripada menggelar kegiatan study tour atau wisuda dimana sering dikeluhkan memberatkan orang tua karena memungut biaya yang tidak sedikit, sekolah harusnya fokus untuk membina minat dan bakat anak semaksimal mungkin.

Mengembangkan karakter siswa dengan baik dan mempersiapkan para siswa agar jadi pribadi tangguh di tengah masyarakat.

“Jangan gelar acara foya-foya, tidak semua orang tua murid memiliki ekonomi yang bagus untuk membayar kegiatan itu. Apalagi saat siswa tidak ikut kegiatan ada diskriminasi yang dilakukan misalkan mengancam surat kelulusan tidak dikeluarkan atau bahkan menahan ijazah,” terang Ubaid.

Dengan demikian, ia mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

“Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkmkan dengan kegiatan sekolah. Kenapa harus keluar sekolah, harus keluarkan dana, orang tua sampai berhutang. Jadi sebenarnya wisuda, study tour itu tidak ada hubungannya sama pendidikan, sama pembelajaran,” kata dia.

“Kemudian ada hal-hal yang tidak disangka kita ucapkan belasungkawa, tapi tolong dinas pendidikan melarang kegiatan yang tidak ada faedahnya itu,” tambah Ubaid.

Sebagaimana diberiakan sebelumnya, bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan saat study tour di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). Akibatnya, 11 orang meninggal dunia dalam kejadiaan naas tersebut.

Exit mobile version