SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pecinta alat musik gitar lokal pasti mengenal sejumlah brand gitar yang terkenal dengan kualitas yang sudah tidak diragukan lagi. Namun tidak semua produk berkualitas berasal dari luar negeri.
Seperti salah satunya gitar merek JGS, Jogja Guitar Shop yang pembuatannya berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Menurut Owner JGS, Imam Masuri, JGS dirintis pada 2013 lalu.
Berbekal kesukaannya pada gitar, Imam optimistis produksi gitar akan menjadi bisnis yang potensial. Dengan modal uang Rp2.000.000, dia pun mulai membuat prototipe gitar. Kemudian bertahap mulai memasarkan produknya secara online melalui beberapa platform penjualan.
“Awalnya hanya dari rumahan, saya coba mulai satu gitar, dua gitar yang dibangun. Kemudian seminggu bisa lepas 12 gitar. Dulu zamannya [platform] Kaskus dan ada beberapa platform penjualan lainnya. Kemudian pengiriman menggunakan JNE,” tuturnya dalam tayangan Cerita Joni yang tayang di kanal youtube JNE_ID.
Diketahui, “Cerita Joni” merupakan program yang menampilkan kisah-kisah inspiratif dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang tayang di kanal Youtube JNE_ID. Menurut Imam, perjalananya dilalui dengan konsisten. Hingga akhirnya dia memiliki rumah produksi di Baki, Sukoharjo, serta tiga store offline di Yogjakarta dan Jakarta.
Pada tayangan Cerita Joni bersama Host Safina Nadisa, Imam menunjukkan bengkel produksi gitarnya yang ada di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Di tempat itu pula Imam menceritakan mengenai perjalanan bisnisnya.
Dia mengatakan sejak awal telah memilih Baki sebagai tempat produksi untuk usahanya. Hal itu karena menurutnya Baki menjadi daerah yang tepat untuk produksi gitar. Selain didukung kemudahan bahan baku, sumber daya manusia (SDM) di daerah tersebut juga sangat mendukung karena banyak tenaga kerja professional dalam pembuatan gitar.
Bercerita mengenai merek dagang, dia tidak memungkiri jika hal tersebut menjadi sangat penting dalam dunia usaha. Mungkin banyak pelaku usaha yang terkendala karena susah menjual produk yang tidak bermerek. Sementara untuk menjual produk sendiri namun dengan merek pihak lain, atau merek palsu juga akan sangat berisiko.
Untuk itu, sejak awal dirinya sudah memikirkannya. Imam tidak mau menjual produknya dengan merek orang lain. Dia memilih untuk membuat merek sendiri, yang sekaligus untuk menguatkan ciri dan identitas produknya.
“Dari awal berdiri kami tidak menggunakan merek lain. Jadi dari blank label kami terus mengutamakan dari sisi kualitas barang. Kemudian berangkat dari situ, pada 2021 kami kepikiran, kenapa tidak menggunakan merek sendiri untuk membedakan merek kami dengan merek yang lain. Akhirnya terbersit untuk membuat produk dengan merek JGS,” jelas dia.
Selain memikirkan mengenai kualitas material produk, JGS juga sangat memperhatikan mengenai kualitas suara gitar buatannya. Untuk mendapatkan gitar dengan suara yang diminati pasar, JGS juga melakukan riset dan mendengar masukan dari beberapa pemain gitar, terutama di wilayah Yogyakarta.
Imam memastikan dengan harga yang terjangkau, JGS bisa menyajikan gitar dengan kualitas yang tidak kalah dengan merek lain. Disebutkan, gitar JGS berkisar di harga Rp500.000 hingga Rp800.000 per unit.
“Dengan harga itu sudah mendapatkan produk dengan play ability yang sudah enak, sound enak, build quality sudah padat dan durability sudah bisa lebih dari 10 tahun,” tukasnya. Prihatsari