Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Setelah Viral Karena Sering Terjadi Kecelakaan, Simpang Empat Sonosewu di Bantul Pun Dipasangi Rambu Lalu Lintas

Dishub Bantul bersama jajaran kepolisian setempat sedang memantau pemasangan rambu lalu lintas di simpang empat Sonosewu, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (6/6/2024) | tribunnews

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Tergerak oleh kejadian kecelakaan di perempatan Sonosewu, Bantul yang viral di media sosial, pemerintah Kabupaten Bantul pun akan memasang sejumlah rambu persimpangan dari empat arah di perempatan tersebut.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini, simpang empat Sonosewu yang terletak di Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Bantul  lagi  viral di media sosial (Medsos).

Pasalnya, terdapat cuplikan video yang menunjukkan kejadian kecelakaan lalu lintas berulang kali terjadi di lokasi yang menghubungkan Jalan Sonosewu, Jalan Kesehteraan Sosial dan Jalan Nitipuran tersebut.

Bahkan, di lokasi tersebut juga kerap terdapat pengendara yang mengemudi dari berbagai arah dengan kecepatan tinggi.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Bantul, Sri Harsono, mengatakan, sebenarnya, video kecelakaan lalu lintas yang viral itu tidak selalu terjadi.

“Video yang viral itu sebenarnya, tidak setiap hari terjadi kejadian kecelakaan lalu lintas dan itu adalah dari rekaman CCTV dengan kejadian kompilasi dan berlangsung pada beberapa waktu lalu. Tapi, memang benar di sana banyak pengendara dengan kecepatan tinggi,” jelasnya kepada Tribunjogja.com, Kamis (6/6/2024).

Selain itu, menurut Sri Harsono, akan dipasang pula rambu prioritas di lokasi tersebut, yang akan dipasang pada Jumat (7/6/2024) pagi ini. Pasalnya, pada saat ini, proses cutting rambu prioritas masih berjalan dan baru selesai pada Jumat (7/6/2024) siang.

“Rambu prioritas itu juga rencananya dipasang di empat sisi di simpang tersebut. Itu kami pasang agar para pengendara lalu lintas, ketika hendak masuk simpang empat itu bisa melihat kanan dan kiri terlebih dahulu untuk memastikan keselamatan,” urainya.

Sebagai langkah antisipasi kejadian yang serupa. Pada perubahan anggaran 2024, pihaknya akan mengusulkan anggaran speed bump.

 

Itu dilakukan agar para pengedara di simpang empat Sonosewu tidak melaju dengan kecepatan tinggi.

“Itu bisa menjadi efek atau antisipasi kasus kejadian kecelakaan lalu lintas. Karena ketika ada speed bump, pengendara akan mengurangi kecepatannya,” terang dia.

Di sisi lain, pihaknya tidak ada rencana memasang traffic light di simpang empat Sonosewu.

Sebab, di dekat lokasi itu ada simpang empat dan traffic light, sehingga dikhawatirkan jika dipasang traffic light antre kendaraan mengular di jalur tersebut.

“Kurang dari 300 meter dari simpang empat Sonosewu kan ada traffic light simpang PGRI. Kalau kami pasang traffic light di jalan itu, kami takut ada antrean kendaraan yang mengular sampai ke simpang PGRI,” jelas dia.

Sementara itu, Sari Wijaya (44), warga Kapanewon Kasihan, mengaku sering deg-degan saat melintasi simpang empat Sonosewu.

“Saya kalau berangkat kerja itu selalu melintasi jalan itu. Tapi harus ekstra hati-hati, karena semua arah jalan itu banyak kendaraan yang ngebut dan enggak mau ngalah,” tutur dia.

Ia sendiri terpaksa harus melintasi wilayah itu, sebab akses di situ lebih cepat dibandingkan harus mencari jalan lain.

Namun, terkadang, dia harus menunggu beberapa waktu agar kendaraan yang melintasi lokasi itu sepi.

“Karena di sana itu benar-benar banyak pengendara lalu lintas yang enggak mau ngalah. Jadi, demi keselamatan, ya saya menunggu beberapa waktu sampai agak sepi baru lewat ke arah yang mau saya tuju,” tutup dia.

Exit mobile version