Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Agustus Prediksi Puncak Masa Kemarau, BPBD Sragen Minta Warga untuk Waspada    

Warga desa Mondokan Sragen mengangkut jerigen berisi air bersih | Tribunnews

JOGLOSEMARNEWS.COM , SRAGEN – Badan Penanggulangan Bencana Wilayah (BPBD) wilayah Kabupaten Sragen menghimbau kepada masyarakat Sragen agar selau waspada terhadap potensi terjadinya bencana kekeringan serta kebakaran sepanjang masa kemarau 2024.

“Hal tersebut butuh kesiapsiagaan, mudah-mudahan saja tidak terjadi,” ungkap Triyono Putro Kepala Pelaksanaab BPBD kabupaten Sragen.

BPBD, demikian Triyono, memprediksi masa kemarau tahun 2024 bisa berlangsung mulai bulan Mei hingga  September 2024 mendatang.

Tetapi diperkirakan puncak kekeringan hendak terjadi pada bulan Agustus-September 2024.

Oleh sebab itu, BPBD Kabupaten Sragen saat ini sudah membuat surat edaran yang berisikan imbauan prediksi kekeringan pada masa kemarau yang sudah disebarkan kepada seluruh camat, kepala desa, serta luarah yang berada di Kabupaten Sragen.

“Bagi warga yang terdampak kekeringan supaya lebih meningkatkan kewaspadaan lewat tindakan-tindakan pembersihan tandon air dan membetulkan kran air serta pipa saluran air yang rusak, supaya tandon dalam keadaan siap dikala pendistribusian air bersih,” ujarnya.

BPBD juga memohon kepada pemerintah kecamatan, desa, ataupun kelurahan untuk selalu mengindetifiksikan kebutuhan air bersih di daerah masing-masing.

Bila mulai terjadi krisis air bersih, diminta untuk segera membuat surat permohonan pendistribusian air bersih kepada Kepala Pelaksanaan BPBD Sragen.

“Masyarakat yang terdapak bencana kekeringan dimohon memakai air secara efektif guna sebagai pemenuhan kebutuhan dasar,” terangnya, seperti dikutip dari Tribunnews.

Tidak hanya bencana kekeringan, selama terjadinya musim kemarau pula renta terjadinya kebakaran lahan ataupun kebakaran hutan.

Oleh sebab itu, masyarakat Sragen yang beraktivitas menyalakan api untuk tujuan tertentu agar lebih berhati-hati. Karena, lengah sedikit saja akan menjadikan kebakaran dan gampang merambat kemana-mana.

“Warga yang menyalakan lilin pada saat terjadinya pemadaman listirik, membakar sampah, ataupun membuka lahan dimohon agar memperhatikan segi keamanan terhadap area disekitarnya supaya tidak memunculkan kebakaran besar,” ungkapnya.  Aisyah Kharisma Yogi

Exit mobile version