JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Cegah Stunting, Pemkab Boyolali Punya Program Gercep Siar

Pemeriksaan bayi untuk mendeteksi ada tidaknya gejala mengarah pada stunting di Puskesmas 1 Boyolali | Foto: Waskita
ย ย ย 

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM ย – Pemkab Boyolali terus melakukan penyisiran kondisi anak dengan risiko stunting. Seperti hasil pemeriksaan Puskesmas 1 Boyolali, ditemukan 11 anak stunting dengan tiga diantaranya mengalami gizi buruk.

Pemeriksaan dilakukan dokter Ning Djarwati DSA pada Kamis (11/7/2024). Dia menjelaskan, ada 14 anak yang terjaring dan terindikasi mengalami stunting. Namun, baru 11 anak yang datang dan telah dilakukan pemeriksaan.

โ€œDari 11 itu, ada tiga anak yang gizinya itu sudah gizi buruk. Sedangkan yang delapan (Gizi) kurang,โ€ katanya, Jumat (12/7/2024).

Dari hasil pemeriksaan, tinggi anak kurang. Bahkan beberapa anak yang mengalami gizi buruk juga kurang berat badannya. Lalu ada beberapa anak sakit batuk pilek. Meski diakui, ada anak yang memiliki perkembangan cukup bagus.

โ€œSeperti sudah mampu bicara sesuai perkembangan umurnya. Lalu motorik sesuai umur.โ€

Disebutkan, banyak faktor yang membuat anak terkena stunting. Dari 11 anak yang diperiksa, ada yang disebabkan karena pola asuh. Ada beberapa anak yang tidak diasuh orangtuanya dan dititipkan ke nenek. Sedangkan disisi lain, nenek cenderung memberikan apa yang anak inginkan.

โ€œKadang-kadang mungkin juga diberi susu kental manis yang harusnya belum saatnya,โ€ ujarnya.

Baca Juga :  Buka Rumah Juang, Agus Irawan Wadahi Aspirasi Anak Muda

Lalu, kuantitas makanan yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan sang anak. Kemudian ada juga beberapa anak yang tidak tercukupi gizinya karena faktor ekonomi. Keluarga tidak bisa memberikan ikan dan gizi sesuai kebutuhan anak.

Dokter spesialis kandungan sekaligus Koordinator Komisariat Perhimpunan Obstetri Ginekologi Boyolali Haris Sukastyo yang juga menangani masalah stunting di Boyolali menginisiasi program Gerakan Masyarakat Cegah Stunting, Sayang Ibu, Sayang Anak dengan Kader Remaja (Gercep Siar) dari Badan Perencanaan Riset dan Inovasi daerah (Bapperida) Boyolali.

Pihaknya lantas menyisir anak dengan potensi dan risiko stunting untuk ditangani.

โ€œSemisal, bayi yang baru lahir dengan risiko stunting bersama-sama kita tangani supaya tidak terjadi perubahan fisik. Bahkan lebih awal lagi, pada ibu hamil. Jadi kami bisa menemukan ibu hamil yang bayi dilahirkan berisiko stunting,โ€ ujarnya.

Kemudian, pihaknya akan mengintervensi gizi pada ibu hamil trimester pertama. Seperti pemberian pil penambah darah, penanganan ibu dengan potensi preeklamsia, ibu dengan fisik terlalu kurus, maupun risiko bayi yang berpotensi kecil saat lahir.

โ€œSetelah pemantauan itu baru dilakukan evaluasi.โ€

Ditambahkan, program ini juga menyasar remaja sekolah. Pihaknya memberikan pengetahuan baru terkait reproduksi. Jadi penyelesaian tak hanya anak terkena stunting namun, juga yang berisiko melahirkan stunting.

Baca Juga :  Perajin Bendera di Desa Manggis, Boyolali Reguk Rezeki Jelang 17 ย Agustus

โ€œKami bekerjasama dengan dinas terkait. Agar calon pengantin (Catin) mengetahui kondisi diri dan ada tidaknya potensi melahirkan anak stunting.โ€

Kabid Pemerintah Dan Pembangunan Manusia Bapperida Boyolali, Bayu Sahid Nugroho menambahkan belum optimalnya penanganan Stunting dan AKI AKB di Kabupaten Boyolali memiliki dampak yang besar dalam penurunan prevalensi stunting, angka kematian ibu, dan angka kematian bayi.

Berdasarkan laporan Gizi Kabupaten Boyolali 2023, jumlah balita dengan status gizi stunting sebanyak 5.019 balita (8,54%), dari total balita yang ditimbang dan diukurย  balita sejumlah 58.765.

โ€œAngka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2023 sebanyak 8 kasus dari 13.307 ibu hamil yang ada di Kabupaten Boyolali. Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2023 adalah 11,06 per 1000 kelahiran hidup,โ€ paparnya lebih lanjut.

Untuk itu, perlu strategi dalam penanganan dan penurunan prevalensi stunting, AKI, dan AKB di Kabupaten Boyolali dengan membentuk Gerakan Masyarakat Gercep Siar. Gerakan ini akan melibatkan berbagai stakeholder di Kabupaten Boyolali yang barkaitan dengan penanganan dan penurunan prevalensi stunting, AKI, dan AKB.

โ€œBerbagai stakeholder memiliki tugas dan perannya masing-masing,โ€ pungkas dia. ย Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com