Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Diinisiasi KIK, 3 Calon Walikota Perempuan Adu Gagasan, Seluruh Hadirin Berkebaya

Calon Walikota Solo, Sekar Tandjung melakukan selfie bersama seluruh hadirin dalam Bincang Perempuan yang diadakan Kuthubaru Itu Kita (KIK) di Hotel Megaland Solo, Jumat (19/7/2024)
Calon Walikota Solo, Sekar Tandjung melakukan selfie bersama seluruh hadirin dalam Bincang Perempuan yang diadakan Kuthubaru Itu Kita (KIK) di Hotel Megaland Solo, Jumat (19/7/2024).

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM -Tiga calon walikota yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Solo 2024 adu gagasan dalam acara Bincang Perempuan bertema Perempuan dan Solo di Masa Depan, Jumat (19/7/2024) di Hotel Megaland Solo. Mereka adalah Sekar Tandjung, Astrid Widayani dan Diah Warih Anjari.

Bincang Perempuan makin lengkap dengan kehadiran pengamat politik Nurul Sutarti. Acara yang diinisiasi komunitas Kuthubaru Itu Kita (KIK) ini dihadiri lebih dari 100 hadirin yang semuanya perempuan. Hebatnya, baik panitia maupun tamu seluruhnya mengenakan kebaya. Hadirin adalah perwakilan berbagai komunitas perempuan yang ada di Solo.

Dalam acara yang dipandu Indrias Tri Purwanti, anggota KIK yang juga seorang desainer lurik, Sekar, Astrid dan Diah mengungkapkan gagasan-gagasannya tentang Solo di masa depan. Termasuk di dalamnya terkait cara mengatasi problem-problem khas perempuan seperti KDRT, KB, bullying, stunting dan ketahanan ekonomi.’

(Dari Kiri) Indrias, Nurul Sutarti, Sekar Tandjungm Diah Warih, Astrid Widayani.

Ketua Panitia, Tesalonika Tentrem Rahayu menyatakan, Bincang Hati merupakan satu dari tiga kegiatan untuk mensyukuri perjalanan lima tahun KIK sekaligus memperingati Hari Kebaya Nasional. “Setelah Bincang Perempuan KIK juga akan mengadakan edukasi budaya ke sekolah-sekolah dan rangkaian ulang tahun KIK akan ditutup dengan parade kebaya,” ujar dia.

Maria Dhani selaku penangung jawab komunitas mengungkapkan, KIK terbentuk pada tanggal 9 Agustus 2019. “Berawal dari keprihatinan sekelompok perempuan akan memudarnya kebaya, busana asli Indonesia yang merupakan budaya warisan leluhur, maka lahirlah komunitas ini dengan visi menjaga dan mempertahankan jati diri bangsa melalui pelestarian busana tradisonal,” tutur Dhani.

Dalam kurun lima tahun perjalanan, lanjut Dhani, KIK telah bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat dalam berbagai kegiatan yang sejalan dengan misi KIK yaitu “Belajar, Berkarya dan Berbagi”. Persahabatan perempuan ‘Kuthubaru Itu Kita’ hadir untuk menjawab tantangan tersebut. “Bahwa kehadiran kaum perempuan dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara akan membawa kemajuan bagi pembangunan manusia seutuhnya. Perempuan menjaga perempuan, itulah yang ingin dihadirkan dalam kegiatan- kegiatan memperingati lima tahun persahabatan KIK,” tandasnya.

Seluruh hadirin Bincang Perempuan “Perempuan dan Solo di Masa Depan” mengenakan kebaya.

Sementara founder KIK, Wahyu Kusumo Hidayati yang akrab disapa Hida menyatakan, dalam implementasinya komunitas yang didirikannya mengajak kaum perempuan bangga memakai kebaya, khususnya kebaya kuthubaru sebagai pakaian nasional yang merupakan budaya warisan leluhur dalam berbagai kegiatan. “KIK juga mendukung perempuan Indonesia untuk menjadi individu berdaya melalui berbagai kegiatan pemberdayaan, sehingga mereka menjadi penggerak dalam berbagai dimensi kehidupan dan pembangunan bangsa.”

Hida menambahkab, KIK ingin membantu mengenalkan pariwisata, tradisi, budaya, kerajinan dan kuliner khas Nusantara dengan bersinergi dengan dinas terkait. “Kami ingin pula membantu meningkatkan produksi dan penjualan produk-produk khas Indonesia  dan membantu kaum rentan untuk mendapatkan hak berwarganegara yang sama,” tandasnya. Satyawatie

Exit mobile version