Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Geger Fenomena Ikan Waduk Kedung Ombo (WKO) Mati Mendadak, Puluhan Petani Menangis Rugi Ratusan Juta Rupiah

Puluhan ribu ton ikan Waduk Kedung Ombo (WKO) di Dukuh Ngasinan, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mati mendadak diduga karena Upwiling || Huri Yanto

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Puluhan ribu ton ikan Waduk Kedung Ombo (WKO) mati mendadak sejak beberapa hari ini, banyaknya ikan karamba Waduk Kedungombo mati mendadak diduga karena terkena virus atau perubahan cuaca yang membuat limbah dari dasar waduk naik ke atas permukaan air yang membuat ribuan ton ikan WKO mati mendadak.

Bahkan fenomena ikan mati mendadak juga dinamakan dengan Upwiling, istilah Upwelling menggambarkan suatu kondisi yang terjadi saat adanya pergerakan secara vertikal massa air laut dari lapisan bawah ke lapisan permukaan.

Pada JOGLOSEMARNEWS.COM salah satu petani ikan karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) bernama Warsito (33) warga Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah membenarkan ikan Waduk Kedung Ombo beberapa hari ini banyak mati mendadak.

“Iya hampir satu minggu ini banyak ikan mati mendadak milik para petani karamba Waduk Kedung Ombo khususnya wilayah Ngasinan mas,” kata Warsito, Jumat ( 19/7/2024).

Puluhan ribu ton ikan Waduk Kedung Ombo (WKO) di Dukuh Ngasinan, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mati mendadak diduga karena Upwiling || Huri Yanto

Adapun karamba yang mengalami kerugian akibat fenomena ini antara lain milik Tarso, Parman, Arifin dan lainnya. Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM saat ini para petani ikan WKO masih berusaha menyelamatkan jutaan ikan karamba yang masih bisa diselamatkan dengan cara memindahkan karamba ke tempat lokasi yang lebih aman dengan cara ditarik mengunakan perahu.

“Adapun ikan mati mendadak antara lain ikan nila, mujair, tombro, emas dan lainnya,” ujar Warsito.

Sementara itu dihubungi wartawan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen, Eka Rini Mumpuni Titilestari mengaku belum mendapat laporan dari PPL.

“Iya hiasanya penyebabnya Upwiling terus kondisi air juga surut sehingga kotoran yang dibawah naik ke atas akhirnya meracuni ikan diatasnya karena oksigen rendah,” jelasnya.

Eka Rini juga menyampaikan hingga saat ini belum bisa ditangani kematian ikan mendadak seperti saat ini, menurutnya hal seperti itu sering terjadi setiap tahunnya di bulan Juli hingga Agustus.

“Iya nanti saya cek ke teman teman penyuluh perikanan, kalau fenomena mati mendadak ini sudah setiap tahun, kondisi panas banget dan gak ada hujan uap air juga tinggi,” ujarnya. Huri Yanto

Exit mobile version