Beranda Umum Nasional Lantik Sudaryono sebagai Wakil Mentan saat Berkontestasi di Pilgub Jateng, Politik Jokowi...

Lantik Sudaryono sebagai Wakil Mentan saat Berkontestasi di Pilgub Jateng, Politik Jokowi untuk Amankan Luthfi dan Kaesang?

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat tiba di gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, dalam acara serah terima jabatan. Politikus Gerindra ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian hingga masa jabatan 2024 berakhir pada Oktober mendatang, menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Harvic Hasnul Qolbi | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pengangkatan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di ujung masa pemerintahannya, mengundang pertanyaan dan spekulasi.

Pasalnya, Sudaryono sebelumnya digadang-gadang oleh Gerindra untuk maju sebagai  bakal calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024 nanti. Bahkan, baliho-baliho Sudaryono sudah tersebar di seluruh pelosok Jawa Tengah.

Namun, lepas dari itu semua, Sudaryono diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri Pertanian.  Akhirnya, Sudaryono pun mundur dari kandidat setelah dilantik oleh Jokowi.

Di sisi lain, Kapolda Jawa Tengah yang notabene memiliki “kedekatan” dengan Jokowi juga berniat maju dalam Pilgub mendatang, demikian pula putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Peluang Kaesang sendiri untuk pilkada di DKI Jakarta makin sempit karena partai-partai lebih condong ke nama-nama macam Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama.

Tak pelak, pengangkatan Sudaryono menjadi Wakil Menteri Pertanian itu memunculkan pertanyaan, benarkah ada agenda politik Jokowi di dalamnya?

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jokowi melantik tiga anggota kabinet baru di penghujung masa jabatan hingga Oktober. Termasuk Sudaryono, dua lainnya yaitu Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono dan Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung. Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 18 Juli 2024 lalu.

Jokowi disebut bagi-bagi jabatan

Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan tidak ada urgensi atau situasi yang mendesak bagi Kepala Negara untuk melakukan reshuffle kabinet di penghujung kepemimpinannya. Menurut Lili, masyarakat akan melihat pelantikan para wakil menteri itu sebagai ajang bagi-bagi jabatan.

“Dengan sisa waktu yang hanya tinggal beberapa bulan, publik akan melihat tidak ada urgensinya mengangkat para wamen tersebut,” papar Lili, pada Kamis. “Publik akan cenderung melihat ini sebagai bagi-bagi jabatan saja daripada untuk meningkat kinerja kementerian.”

Baca Juga :  Gibran Minta Sistem Zonasi Dihapus,  FSGI Minta Presiden Prabowo Tetap Pertahankan. Mendikdasmen: Tunggu Tim Pengkajian yang Kami Bentuk

Sementara itu, menurut Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio, pengangkatan Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian diduga merupakan upaya Presiden Jokowi mengamankan koleganya Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi maupun putra bungsunya yang juga Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep dalam Pilgub Jateng 2024.

“Gerak cepat Presiden Joko Widodo mengamankan jagoannya,” kata Hendri dalam Workshop Peliputan Pilkada 2024 yang digelar Dewan Pers di Semarang, Jumat (19/7/2024).

Setali tiga uang dengan Hendri, menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin, dilantiknya Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian oleh Jokowi merupakan politik menukar tiket untuk diberikan kepada Luthfi yang akan maju pada Pilkada Jateng.

Hal ini, kata dia, merupakan kompromi antara Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dengan begitu, KIM akan serta merta mendukung Luthfi di Pilkada Jateng. Terbukti, setelah Sudaryono mundur, Gerindra kini sejalan dengan PAN dan Golkar bakal mengusung Luthfi.

Guru Besar Bidang Ilmu Analisis Politik Indonesia Universitas Jenderal Soedirman, Prof Sofa Marwah menilai mundurnya Sudaryono setelah diangkat jadi Wamentan membuka peluang Kaesang menjadi salah satu nama kuat di Pilkada Jateng. Sudaryono seolah “disingkirkan” untuk membuka jalan bagi Kaesang.

“Sangat mungkin,” kata Prof. Sofa saat dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat (19/7/2024).

 

Jokowi bantah bagi-bagi jabatan

 

Belakangan Presiden Jokowi membantah tudingan adanya bagi-bagi jabatan terkait reshuffle kabinet di penghujung pemerintahannya. Menurut Kepala Negara, pengangkatan maupun penambahan para Wamen adalah demi kelancaran dan keberlanjutan pemerintahan periode Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Ini untuk melancarkan, memuluskan keberlanjutan yak. Itu saja,” kata Jokowi usai membuka Piala Presiden di Bandung, Jumat, 19 Juli 2024. “Nggak, nggak, nggak (mengandung unsur bagi-bagi jabatan),” tegasnya.

Baca Juga :  Kenaikan PPN Jadi 12% Kian Dekat, Penolakan Makin Massif

Jokowi menambahkan, pihak juga sudah berkomunikasi dengan Prabowo dalam penentuan Wamen tersebut. “Ini sudah saya bicarakan langsung dengan kepentingan pemerintah berikutnya. Saya sudah bicara dengan Presiden Terpilih Pak Prabowo Subianto,” ujar mantan Wali Kota Solo dan eks Gubernur DKI Jakarta ini.

 

Alasan Sudaryono diangkat menjadi Wakil Menteri Pertanian

 

Pendapat berbeda diberikan oleh analis kebijakan ekonomi asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo), Ajib Hamdani. Dia mengatakan, pengangkatan tiga wakil menteri baru di penghujung kepemimpinan Jokowi dilakukan untuk membangun kepercayaan pelaku ekonomi.

Ekonomi menurut dia adalah tentang keyakinan. Pengisian posisi para wakil menteri ini adalah bentuk langkah Jokowi dan Prabowo untuk proses transisi yang mulus.

“Pasar harus mempunyai keyakinan bagaimana transisi pemerintahan dan program pemerintah bisa berjalan dengan baik,” ujarnya lewat pernyataan resmi dikutip Jumat (19/7/2024).

Ajib berpendapat, Sudaryono sebagai pengisi pos Wakil Menteri Pertanian penting bagi transisi kepemimpinan. Sektor agraris dan sektor pangan ke depan akan menjadi salah satu isu sentral yang akan menjadi tumpuan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi. Hal ini karena Prabowo sangat identik dengan pertanian dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

www.tempo.co