Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sejarah Pantai Gading Purba Wonogiri, Jauh dari Laut Tapi Bisa Disebut Pantai dan Viral

Pantai

Owner Pantai Gading Purba Wonogiri, Sugiyanto (depan tengah) bersama para pengunjung. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pantai merupakan daerah pertemuan antara daratan dan lautan. Namun di Wonogiri ada wilayah yang disebut pantai tapi tidak terhubung dengan laut.

Bahkan pantai di Wonogiri ini jauh dari laut. Namanya adalah Pantai Gading Purba Wonogiri.

Lokasinya berada di pinggir Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Tak jauh dari jalan provinsi Wonogiri-Jogjakarta.

Berbeda dengan Pantai Klothok, Pantai Nampu, Pantai Sembukan, dan sederet pantai di Kecamatan Paranggupito Wonogiri yang memang bersinggungan langsung dengan laut selatan. Pantai Gading Purba Wonogiri hanya bersentuhan dengan perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

Kendati demikian, Pantai Gading Purba Wonogiri ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan bisa dikatakan semakin viral.

Pantai Gading Purba berada di Desa Sendang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Jateng Tenggara Wonogiri. Pantai Gading Purba merupakan tempat wisata kuliner yang memanjakan para pengunjung dengan menikmati panorama perairan yang indah di pinggir Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

Pengunjung dapat duduk lesehan dengan santai sembari menikmati aneka menu makanan dan minuman yang menggoda selera.

Di antaranya nila bakar, nila goreng, fillet nila, sop nila, nasi berkat, es degan, dan sebagainya.

Selain makanan dan minuman yang nikmat, wisatawan bisa menyewa speedboat untuk berkeliling ke WGM menikmati keindahan wisata air. Pantai Gading Purba juga menyuguhkan banyak spot foto yang instagramable.

Owner Pantai Gading Purba, Sugiyanto mengungkapkan bahwa tempat wisatanya banyak menyimpan catatan sejarah dan memiliki makna di setiap sudut-sudut tempatnya. Selain itu, bukan hal yang mudah untuk mendirikan wisata kuliner tersebut. Dia mendirikannya pada saat masa pandemi Covid-19.

Wisata kuliner ini didirikan pada pandemi Covid-19. Saya hanya melanjutkan usaha dari pemilik rumah makan. Tentu saja, prosesnya cukup panjang. Pada awalnya rumah makan tersebut dibeli karena ditawari oleh pemilik sebelumnya yang mengalami kendala sepi pembeli karena pandemi Covid-19,” terang Sugiyanti yang juga merupakan dosen STAIMAS Wonogiri, Senin (1/7/204).

Sejak Agustus 2020, imbuh Sugiyanto, dirinya mengelola rumah makan Nila Kencana. Dia memiliki motivasi untuk membuka lapangan kerja dan mata pencaharian baru bagi orang-orang di sekitarnya yang saat itu terdampak pandemi.

“Sembilan puluh persen orang-orang di sini berjualan di Waduk Gajah Mungkur, sedangkan wisata-wisata semuanya tutup saat pandemi,” ungkap Sugiyanto.

Tidak selancar yang dipikirkan, usaha Sugiyanto hanya berjalan selama 3 bulan pada November 2020 karena terkendala tidak mampu membayar gaji karyawan. Tidak patah semangat, dia berinisiatif membuat sebuah jalan baru ke arah bawah dekat dengan waduk.

“Konsep awalnya itu tempat makan, yaitu Nila Kencana. Kemudian, kami kembangkan menjadi lokasi wisata kuliner karena letaknya yang berdekatan dengan genangan air Waduk Gajah Mungkur,” jelas Sugiyanto.

Dahulu, tempat Pantai Gading Purba itu pernah dijadikan tempat wisata yang bernama Pantai Gading. Namun, direlokasi ke bagian utara waduk dan ditinggalkan sekitar 30 tahun. Sebab tempat wisata itu tidak luas, sedangkan pengunjung semakin banyak. Aris Arianto

Exit mobile version