BOYOLALI, JOGLOSEMARANEWS.COM – Tim pengabdian dari Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil, Sekolah Vokasi UNS Surakarta menggelar
Focus Group Discussion (FGD) “Pemetaan Potensi dan Pemilihan Usaha untuk Badan Usaha Milik Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali,” pada Senin (10/6/2024).
Ketua Pelaksana kegiatan, Resti Dian Luthviati, S.H., M.H melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, FGD tersebut digelar dalam rangka pelaksanaan Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat yang didanai RKAT-PTNBH Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tahun Anggaran 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai elemen, mulai dari perangkat desa, perwakilan karang taruna, perwakilan dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perwakilan Rukun Warga (RW), perwakilan Rukun Tetangga (RT), pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Senting serta pendamping desa.
Untuk membuka wawasan dan memberikan trik bagaimana menemukan potensi desa sebagai salah satu langkah dalam mendirikan BUMD Senting, dihadirkan seorang akademisi dari Program Studi Diploma Tiga (D3) Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi, UNS Surakarta, Nanang Wijayanto S.S.T, M.M. Par.
Sebagaimana diketahui, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali berada di sekitar Waduk Cengklik, tidak jauh dari Bandara Adi Soemarmo. Posisi geografi ini menjadikan Desa Senting memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) seperti pemandangan waduk yang menarik dengan potensi perikanan, persawahan, peternakan, perkebunan, serta budi daya enceng gondok.
“Potensi sumber daya alam Desa Senting juga sangat potensial untuk dijadikan sebagai wilayah pariwisata, yang menjunjung nilai kearifan lokal,” papar Resti Dian.
Selama ini, masyarakat telah memanfaatkan air waduk untuk mencari ikan dalam bentuk keramba sebagai tempat pemancingan bagi masyarakat setempat, tetapi ikan tersebut hanya dijual mentah dengan harga murah.
“Maka pekerjaan rumah (PR) untuk Desa Senting adalah, adakah sumber daya manusia (SDM) setempat bisa konsisten untuk menjalankan BUMDes dan desa wisata?” ujar Nanang Wijayanto.
Untuk mengembangkan Desa Senting, menurut Nanang Wijayanto, pertama-tama adalah membangun pola pikir, agar wilayah tersebut memiliki SDM yang siap untuk membangun BUMDesa.
“Bukan hanya semangat, tapi juga dibutuhkan disiplin dan konsistensi dalam menjalankan BUMDes, serta pengembangan potensi lainnya yang ada di wilayah Desa Senting itu sendiri,” papar Nanang.
Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan, Resti Dian Luthviati berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, Desa Senting siap menyongsong masa depan yang lebih baik. Desa tersebut mampu memiliki BUMD sendiri, sehingga dapat mengelola potensi yang dimilikinya untuk kesejahteraan masyarakat.
Untuk diketahui, dalam mengkoordinir kegiatan tersebut, Resti Dian Luthviati dibantu Merlin Swantamalo Magna, S.H., M.H., Ulfah Sulistyowati, S.Si., M.Si., Rizda Ardyati, S.H., M.H., dan Solichah Novyana Putri, S.H., M.H., Farras Nalakarti Kirana, Arrazi Kindy Averroes dan Daffa Refiansyah Marhaendra. [Redaksi]