SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tim Hibah MBKM Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan potensi sereh dapur pada masyarakat Dukuh Tanen, Desa Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar.
Beberapa kegiatan yang dilakuan meliputi sosialisasi manfaat sereh dapur, budidaya sereh dapur, penyuluhan dan pelatihan metode destilasi sereh dapur dan pembuatan pupuk organik dari limbah destilasi sereh dapur. Sosialisasi dihadiri oleh masyarakat di desa Kemuning.
Ketua Tim Hibah MBKM Minyak Atsiri UNS Surakarta, Nur Ubaidiyah melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, tujuan utama kegiatan itu adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap potensi sereh dapur, yang dapat didestilasi menjadi minyak atsiri.
“Selain itu juga memahamkan masyarakat bahwa limbah dari pembuatan minyak atsiri tersebut dapat digunakan untuk membuat pupuk organik,” paparnya.
Untuk diketahui, selama ini sereh dapur di Dukuh Tanen umumnya hanya dijual sebagai bahan mentah kepada pengepul atau langsung di pasar. Nur Ubaidiyah menjelaskan, harga pasar sereh dapur sendiri fluktuatif.
“Dari wawancara kami dengan petani, harga sereh dapur per kilogram pernah mencapai harga Rp 1.000,-. Oleh karena itu untuk menaikkan nilai jual sereh dapur dapat dilakukan dengan membuat variasi produk turunan,” terangnya.
Cara menjual seperti itu, menurutnya kurang memiliki nilai tambah atas produk, sehingga kurang maksimal untuk membantu perekonomian keluarga.
“Itulah sebabnya, Tim Hibah MBKM berinovasi untuk memanfaatkan potensi minyak atsiri sereh dapur sebagai parfum, sabun, pewangi, kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavoring agent) dalam industri makanan dan minuman,” jelasnya.
Pada bagian lain, pembuatan pupuk limbah destilasi sereh dapur dilakukan bersama dengan Gapoktan Dukuh Tanen. Tujuannya untuk pengolahan limbah menjadi produk yang bermanfaat.
“Pupuk organik padat yang dihasilkan mengandung nitrogen, fosfor, kalium, serta mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah. Penggunaannya dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal,” jelas Nur Ubaidiyah.
Salah satu anggota tim menambahkan, hasil inovasi dari Tim Hibah MBKM UNS itu tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah limbah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penggunaan produk ramah lingkungan dan bernilai ekonomis untuk dapat dipasarkan.
“Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk pengembangan pengolahan limbah pertanian yang berkelanjutan di berbagai daerah,” ujarnya.
Nur Ubaidiyah menjelaskan, destilasi sereh dapur oleh Tim Hibah MBKM UNS itu dilakukan dalam skala rumah tangga. Kegiatan itu dilakukan melalui kerja sama dengan Gito, warga setempat yang juga pemilik usaha destilasi minyak atsiri.
“Minyak atsiri ini memiliki potensi pasar yang cukup luas, yaitu industri farmasi maupun aromaterapi. Untuk itu, perlu memperhatikan permintaan pasar untuk mengekstrak minyak atsiri dari suatu tanaman,” jelas Gito. [Redaksi]