Beranda Daerah Sragen Jadi Desa Percontohan, Bule Asal Belanda Rela Datang dan Belajar di Desa...

Jadi Desa Percontohan, Bule Asal Belanda Rela Datang dan Belajar di Desa Bedoro Sragen

Staf ahli Kantor Staf Presiden (KSP) dan Non Goverment Organization (NGO) Liliane Found saat di desa Bedoro Sragen. Huri

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -– Siapa sangka salah satu Desa di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah menjadi desa percontohan, bahkan program dan pemberdayaan yang dilakukan pemerintah desa menjadi salah satu tempat belajar desa-desa di Indonesia bahkan sampai terdengar hingga luar negeri.

Bahkan dari segi pemberdayaan Disabilitas mendapat perhatian dari lembaga non pemerintah Internasional dan Pemerintah Pusat. Staf ahli Kantor Staf Presiden (KSP) dan Non Goverment Organization (NGO) Liliane Found sempat singgah untuk memastikan langkah pemberdayaan yang dilakukan.

Kunjungan kerja dan belajar di Desa Bedoro dihadiri oleh Tenaga Ahli Madya Bidang Penyandang Disabilitas KSP Sunarman Sukamto menyampaikan hadir di Sragen untuk memastikan anggaran dan regulasi pemerintah pusat bisa menyentuh masyarakat bawah. Terutama mengawal Undang-Undang Desa dan Dana Desa (DD).

Lantas pihaknya mendapat informasi di Kecamatan Sambungmacan, seluruh desanya sudah memberikan dukungan penganggaran dan pemberdayaan. Salah satu desa pionernya yakni Desa Bedoro.

“Laporan itu bukan isapan jempol, kades dan masyarakat sudah menyampaikan upaya peningkatan dan pemberdayaan penyandang disabilitas di desa,” kata Sunarman Sukamto.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Melihat berkesinambungnya program tersebut, pihaknya mendorong untuk menjadi model wilayah lain untuk membangun kesadaran dalam pemberdayaan. Apalagi desa di Seluruh Indonesia sebanyak 74 ribu.

“Inspirasi dan informasi dari desa Bedoro akan jadikan bahan untuk membuat kebijakan yang lebih baik di pemerintah pusat,” jelasnya.

Sementara itu, perwakilan NGO Liliane Found Willie Houben menyampaikan kehadirannya ke Sragen untuk belajar. Dia melihat contoh pemberdayaan untuk disabilitas di Desa. Sejauh ini pengamatannya sangat baik.

“Iya kita akan duplikat atau tiru program pemberdayaan yang dilakukan di desa lain,” ujarnya.

Pihaknya tidak hanya melakukan pemberdayaan di Indonesia, namun juga di negara lain yang mulai berkembang. Lantas contoh yang diambil dari Indonesia mungkin bisa diterapkan negara lain. Dia sendiri berkeliling di negara dengan perekonomian menengah seperti di wilayah Asia, Afrika dan amerika selatan.

Terpisah, Kades Bedoro, Pri Hartono menuturkan kedatangan tamu dari belanda dan KSP. Mereka ingin melihat pemberdayaan disabilitas di Desa Bedoro. Lantaran sempat mendapatkan penghargaan dari kementerian Desa.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

”Kami bersama teman-teman disabilitas koordinasi dengan baik. Dari 2016 sampai sekarang. Mereka bisa mendapatkan hak yang layak. Program yang didukung seperti mengoptimalkan keahlian mereka. Seperti pembuatan batu bata, peternakan bebek, sapi, UMKM,” bebernya.

Dia menyampaikan penyandang disabilitas yang terdaftar ada 48 orang. Namun yang aktif ada 24 orang.

“Alhamdulillah karena kemauan mereka sendiri, merasa sudah mandiri. Beberapa dari mereka memutuskan mengembalikan kartu JKN,” jelasnya. Huri Yanto