Site icon JOGLOSEMAR NEWS

  Mahasiswa KKN UNS 151 Sosialisasikan Pengolahan Limbah Sapi Jadi Pupuk Organik Cair di Magetan

Tim KKN UNS Kelompok 151 UNS Surakarta berfoto bersama dengan Lingkungan Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur usai kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik cair | Foto: Istimewa

MAGETAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 151 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik cair.

Kegiatan tersebut berlangsung pada 25 Juli 2024 di Lingkungan Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Acara yang digelar di rumah Ketua RT 20, Mujiono itu dihadiri oleh 32 warga setempat. Tidak hanya disampaikan secara lisan, mahasiswa juga melakukan demonstrasi langsung pembuatan pupuk organik cair.

Dalam kegiatan itu, Mikail Matiin Zilulloh memaparkan materi, sementara Pramuditya Syahrul Hidayat dan Tedy Rahardian Haryanto dari Fakultas Peternakan UNS memimpin demonstrasi.

Pembuatan pupuk organik cair itu  menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan memanfaatkan limbah kotoran sapi yang tersedia melimpah di wilayah tersebut.

Warga tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, di mana kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu mereka memanfaatkan limbah ternak secara optimal.

Sebagaimana diketahui, Lingkungan Singolangu, yang terletak di kaki Gunung Lawu, dikenal sebagai daerah dengan sumber daya alam melimpah, termasuk sektor pertanian dan peternakan.

Banyaknya limbah ternak sapi yang belum dimanfaatkan dengan baik, memotivasi mahasiswa KKN UNS untuk memberikan pelatihan tersebut. Harapannya, kegiatan itu mampu meningkatkan pendapatan warga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Pupuk organik cair yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti kotoran sapi dan rempah-rempah tersebut dapat menjadi alternatif pengganti pupuk kimia.

Pupuk ini mampu menyediakan unsur hara yang baik bagi tanah, meningkatkan populasi mikroba tanah, dan memperbaiki struktur tanah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil pertanian.

Proses pembuatan pupuk tersebut cukup sederhana. Warga hanya perlu menyiapkan alat seperti timbangan digital, corong, jerigen 1,5 liter dan beberapa bahan seperti rempah-rempah, molasses, urin sapi, serta EM4.

Proses fermentasi berlangsung selama 14 hari, dengan hasil yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas tanah dan tanaman.

Diharapkan, sosialisasi dan pelatihan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi warga Lingkungan Singolangu, terutama yang bekerja di bidang pertanian dan peternakan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah ternak untuk kesejahteraan bersama.

Bertindak sebagai dosen pemimbing lapangan (DPL) adalah Dr. Ayu Intan Sari, S.Pt.M.Sc. Sementara tim penyusun laporan terdiri dari Ahmad Rizky Prayogo, Ariane Mahira Humaidannisa dan Tedy Rahardian Haryanto. [Redaksi]

 

Exit mobile version