Beranda Daerah Solo Menguak Sudut-sudut Menarik di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta

Menguak Sudut-sudut Menarik di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta

Ruang baca yang luas, bersih dan nyaman membuat pengunjung seperti dimanjakan | Foto: Syahla Ayu Yasinta

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Di tengah hiruk-pikuk Kota Solo, tersembunyi sebuah tempat yang menawarkan ketenangan dan keluasan wawasan. Tempat itu adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Surakarta, yang kini berdiri kokoh di Jalan  Hasanuddin No. 112, Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Berdiri sejak 21 Agustus 1971, perjalanan Dispersip tak bisa dilepaskan dari sosok Suwondo, sang pendiri. Seperti yang dikisahkan Nina Dewi, salah seorang petugas Dispersip, tempat itu dulunya adalah sebuah yayasan di bawah pengelolaan Suwondo.

“Dulu sini masih belum jadi kantor, masih yayasan di bawah pengelolaan almarhum Bapak Suwondo, kemudian kantor kita diminta untuk menjadi perpustakaan, pegawainya diambil dari Pemkot,” kenang Nina, sambil menunjukkan sudut-sudut ruang yang kini ramai dikunjungi.

Ruang layanan Dispersip yang nyaman, dengan petugas yang siap melayani setiap pengunjung | Foto: Syahla Ayu Yasinta

Dispersip Kota Surakarta telah melalui beberapa fase perpindahan sebelum menetap di Punggawan. Mulai dari Sriwedari, Panggung, hingga Kepatihan, setiap tempat meninggalkan jejak sejarah yang tak lekang oleh waktu.

Namun, kini, perjuangan tersebut membuahkan hasil. Dispersip telah menjelma menjadi tempat yang nyaman, dilengkapi dengan beragam fasilitas yang memadai.

Arum Satya, seorang pengunjung setia, menyambut dengan antusias keberadaan perpustakaan ini.

“Buat saya tempatnya nyaman, ya. Saya beberapa kali juga mencari referensi tulisan di sini,” ujarnya.

Rasa nyaman itu bukan hanya karena suasana yang tenang, tetapi juga karena Dispersip memiliki sudut-sudut menarik yang jarang ditemui di tempat lain.

Baca Juga :  Diperintah Bapak Fx Rudy, Bambang Gage Hadiri Penetapan Respati-Astrid Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Solo

Salah satu sudut istimewa di Dispersip adalah ruang braille. Ruang ini menawarkan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan untuk tetap bisa menikmati dunia literasi. Tak hanya itu, Arum juga terkesan dengan menara pandang yang dimiliki Dispersip.

“Yang menarik di sini menurut saya karena mereka punya ruang braille, tentu juga ruang layanan yang nyaman, kemudian ada menara pandang ya bisa lihat pemandangan yang luas dari tempat itu,” jelasnya.

Menara pandang ini mungkin bukan tujuan utama setiap pengunjung, tetapi bagi mereka yang berani menaiki tangga berputar yang mengarah ke atas, panorama indah Kota Surakarta siap menyambut.

Dari ketinggian, stasiun Solo Balapan terlihat jelas, seakan menjadi pengingat akan dinamika kota yang selalu bergerak maju. Mungkin saja, tantangan tangga yang harus dilalui membuat sebagian pengunjung mengurungkan niat, tetapi bagi yang berani, menara pandang ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Kantor Dispersip Kota Surakarta juga dilengkapi dengan mobil perpustakaan keliling | Foto: Syahla Ayu Yasinta

Dispersip Kota Surakarta tidak hanya menawarkan ketenangan dan sudut-sudut menarik, tetapi juga berinovasi dalam memberikan layanan. Perpustakaan digital yang dapat diakses melalui aplikasi “iSolo” adalah salah satu contohnya. Tak ketinggalan, mobil keliling serta bemo keliling siap menjangkau masyarakat yang mungkin belum sempat mengunjungi perpustakaan secara langsung.

Baca Juga :  Dorong Akademisi Menulis Opini, PDIH UMS Gelar Pelatihan Menulis Hukum di Media Massa

Dengan semua fasilitas yang ada, Dispersip Kota Surakarta berupaya menarik minat masyarakat untuk menjelajahi dunia literasi. Fasilitas-fasilitas tersebut menjadi wujud nyata dari upaya pemerintah dan petugas dalam meningkatkan minat baca, di tengah tantangan rendahnya literasi di Indonesia.

Dari yayasan sederhana hingga menjadi pusat literasi yang modern, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta terus bertransformasi. Di tempat ini, setiap sudut bercerita tentang sejarah, perjuangan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Bagi Arum, bagi kita semua, perpustakaan ini adalah oasis di tengah kota—sebuah tempat di mana pengetahuan dan kedamaian berpadu dengan indah. Syahla Ayu Yasinta