Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Opening Bina Pribadi Islam, SDIT Tahfidzul Qur’an Mutiara Insan Sukoharjo Gelar Kajian Akbar di Masjid Agung Baiturrahmah

Kajian akbar

SDIT Tahfidzul Qur'an Mutiara Insan Sukoharjo menggelar kajian akbar perdana Bersama Keluarga Menuju Surga di Masjid Agung Baiturrahmah Sukoharjo dengan narasumber Ustadz Hakimuddin Salim., LC., MA., Al Hafizh (Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Sabtu (3/8/2024). Dok. Panitia

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam rangka opening BPI (Bina Pribadi Islam), SDIT Tahfidzul Qur’an Mutiara Insan Sukoharjo menggelar kajian akbar perdana Bersama Keluarga Menuju Surga di Masjid Agung Baiturrahmah Sukoharjo dengan narasumber Ustadz Hakimuddin Salim., LC., MA., Al Hafizh (Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Sabtu (3/8/2024).

Dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/802024), kajian akbar ini, diikuti sekitar 400 peserta wali murid SDIT TQ dan masyarakat umum. Antusias dari masyarakat umum untuk mengikuti kajian akbar ini sangat luar biasa dan di luar ekspektasi.

Kajian akbar ini merupakan rangkaian awal agenda besar pada Tahun Ajaran 2024/2025. Masih akan banyak lagi kegiatan yang bakal memberikan kebermanfaatan yang lebih luas kepada peserta didik, guru, maupun masyarakat.

Kegiatan diawali Tilawah Al-Qur’an seluruh peserta dipandu Ustadz M. Tajuddin Kamal Al Hafizh dan Ustadz M. Ikhsan Aminudin Al Hafizh. Semua peserta mengikuti Tilawah Al Qur’an surat Ar-Rahman, Al-Waqi’ah dan Al-Hadid dengan sangat khidmat dan khusyu.

Kepala SDIT TQ Mutiara Insan, Ustadz Catur Priyanto, berharap bisa istiqomah dalam mendidik. Sekaligus membina keluarga serta menanamkan ilmu-ilmu akhirat dan mempraktekkan kepada anak-anak kita.

Sementara Ustadz Hakimuddin Salim, menjelaskan bahwa tujuan parenting ini adalah sebagai bentuk upaya sekolah untuk mengingatkan kembali bahwa utamanya mendidik, membina bukan hanya dari sekolah. Sekolah hanya membantu, menerima, sharing, untuk membantu mendidik anak dari siksa api neraka.

“Kita harus menanamkan sejak dini kepada anak-anak kita mahabbatul masjid yaitu cinta dengan masjid dan mahabbatul Ilm yaitu cinta dengan ilmu. Perlu diingat kembali bahwa setiap anak yang lahir dalam keadaan suci, bertauhid, tidak punya dosa, tidak punya salah,” jelas dia.

Maka kedua orangtualah yang bertanggungjawab untuk menjaga tauhid, fitrah, kesucian, atau kemudian anak tersebut melenceng menjadi yahudi, nasroni, majusi, atau bertentangan dengan islam yang lain.

“Kitalah (orangtua) yang akan ditanya oleh Allah SWT, bukan sekolahnya, bukan gurunya, terkhusus adalah ayahnya,” tandas dia. Aris Arianto

Exit mobile version