Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Rebutan Gunungan di Merti Pasar Pengging Baru, Terdengar Wanita  Teriak Minta Tolong! Ternyata Ini Penyebabnya

tradisi Merti Pasar Pengging Baru

Para pengunjung berjubel dan berebutan gunungan sayur dan nasi dalam acara Merti Pasar Pengging Baru, Senin (5/8/2024) | Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan warga berebut gunungan sayur dan nasi serta lauk ingkung ayam dalam acara Merti Pasar Pengging Baru, Senin (5/8/2024). Mereka seakan tak mempedulikan terIk matahari siang itu.

Sebelum berebut gunungan, dilakukan kirab dari Alun- alun Pengging menuju Pasar Pengging Baru di Dukuh Pipo, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Alun- alun Pengging adalah lokasi bekas Pasar Pengging lama.

Kirab terdiri dari dua gunungan sayur dan gunungan nasi lengkap dengan aneka lauknya. Dibagian depan, ada kerbau keturunan Kyai Slamet dari Keraton Surakarta sebagai cucuk lampah. Juga ada kesenian reog yang beraksi sepanjang perjalanan sejauh 2 km.

Warga pun berkerumun di sepanjang jalan untuk melihat jalannya kirab. Kirab berakhir di halaman Pasar Pengging Baru. Setelah didoakan, maka gunungan pun diperebutkan warga. Begitu terdengar aba- aba, ribuan warga merangsek maju untuk berebut gunungan.

Di tengah aksi rebutan gunungan, mendadak terdengar teriakan minta tolong seorang ibu. Ternyata kaki ibu tersebut tertindih bambu yang digunakan untuk menopang gunungan. Beruntung, peserta yang berebut sigap mengangkat potongan bambu yang menindih kaki si ibu tersebut.

“Bambu penopang gunungan segera diangkat sehingga tidak terus menindih kaki ibu tadi. Kasihan, si ibu sempat kesakitan,” ujar satu pengunjung.

Menurut Ketua Panitia, Budi Satmoko, Merti Pasar Pengging Baru digelar dengan gotong royong seluruh pedagang.

“Kegiatan itu juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Pedagang juga berharap Pasar semakin dikenal masyarakat sebagai tempat berbelanja,” katanya saat memberikan sambutan.

Kepala Disdagperin Boyolali, Darmadi dalam kesempatan itu turut mengajak seluruh pedagang untuk menjaga kebersihan dan keamanan pasar. Sehingga pengunjung pun merasa nyaman dan aman saat berbelanja.

Para pedagang juga dipesan agar berpakaian rapi saat berjualan. “Mandi dulu lalu berpakaian rapi, baru membuka dagangan di pasar. Kalau pedagangnya rapi, tentu pengunjung pun tertarik untuk belanja. Ingat, pasare resik, rejekine pedagang apik (Pasarnya bersih, rejeki pedagang juga bagus) karena pengunjung ramai,” tegasnya. Waskita

Exit mobile version