Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sebut Pelaku Kecurangan TSM sebagai Pengecut, Mega: Mau Incar Saya? Saya Lawan!

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri memimpin pengumuman nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Kepala Daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2024 berasal dari 169 daerah dengan rincian 6 provinsi, 151 kabupaten, dan 12 kota | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri  menegaskan bahwa orang yang tega melakukan kecurangan terstruktur, sistematis dan massif (TSM) adalah pengecut.

Orang yang melakukan kecurangan TSM, menurut Megawati, adalah orang yang tidak punya karakter dan pengecut, sampai-sampai bangsanya sendiri dipertaruhkan untuk memenuhi ambisinya.

Presiden  ke-5 RI itu  mengaku tidak takut  mengatakan hal itu, sekalipun ada pihak-pihak yang mengincarnya. Ia mengatakan hal itu karena dirinya orang merdeka.

“Jangan coba-coba ya kalian mencari, mau menjadikan saya target! Saya lawan!,” kata Megawati saat pidato penyerahan dukungan calon kepala daerah gelombang III di Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Senin (26/8/2024).

Menurut Megawati, situasi saat ini sangat berbahaya karena sistem hukum melupakan etik dan moral. Apalagi, kata dia, kalau sampai pemimimpin negara lupa diri. “Sekiranya seluruh pemimpin menempatkan sikap kenegarawanan, berbagai krisis konstitusional dan kecurangan TSM itu, terstruktur sistematis dan masif, tidak perlu terjadi.”

Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini juga berterima kasih kepada para hakim Mahkamah Konstitusi yang masih memiliki hati nurani dan para mahasiswa yang bergerak menyuarakan kebenaran.

Megawati merespons Putusan MK Nomor Nomor 60/PUU/XXII/2024 yang mengubah ambang batas pencalonan partai politik atau gabungan partai politik untuk mengusung pasangan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah. Putusan membuat PDIP bisa mencalonkan gubernur di Pilkada Jakarta.

“Alhamdulillah akhirnya MK, hakim-hakimnya ternyata masih punya nurani dan keberanian,” kata Megawati. “Saya tidak bisa bayangkan loh, kalau hukum diinikan, dimainkan, padahal kan ada hierarkinya gitu. Harus mengurus apa boleh buat, ya begitu hukum di Indonesia ini.”

Megawati juga mengatakan dirinya bertemu dengan masyarakat sipil yang bergerak terkait dinamika putusan MK beberapa waktu lalu. Dia juga memuji para mahasiswa yang turun ke jalan dan menggelar aksi.

“Saya masih merasa bersyukur akhirnya mahasiswa rupanya kalau mudeng bahasa Jawa, bahasa Indonesianya apa? Mengerti,” kata Megawati.

Exit mobile version