Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ternyata Ada 43 Rumah di Gunungkidul yang Rusak Akibat Gempa 5,8 Kemarin

Anggota BPBD Gunungkidul saat memeriksa rumah warga yang terimbas gempa, Senin (26/8/2024) malam | tribunnews

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM  Hitung-hitung, ternyata gempa bumi bermagnitudo 5,8 yang terjadi di wilayah kabupaten Gunungkidul pada Senin (26/8/2024), mengakibatkan 43 unit rumah rusak.

Demikian catatan yang dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  setempat.

Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul, Arief Prasetyo Nugroho, mengatakan kerusakan rumah tersebut tersebar di beberapa kapanewon atau kecamatan di antaranya Semanu sebanyak 19 rumah, Nglipar sebanyak 10 rumah, Purwosari sebanyak 7 rumah.

Selanjutnya Kapanewon atau Kecamatan Panggang sebanyak 1 rumah, Patuk 2 rumah dan Karangmojo sebanyak 4 rumah.

“Kerusakan rumah masuk kategori ringan, rata-rata rusaknya pada bagian temboknya itu mengalami retak-retak,”ujarnya  Selasa (27/8/2024).

Dia mengatakan, dari kerusakan tersebut dipastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka.

Pihaknya pun sudah mengirimkan bantuan logistik kepada warga yang terimbas sekaligus melakukan inventarisasi pada bangunan rumah yang mengalami kerusakan.

“Untuk total kerugian material masih kami lakukan pendataan. Kami sudah mendorong logistik berupa bahan pokok  pada dua lokasi yaitu di Nglipar dan Patuk, karena dua lokasi ini cukup parah. Bantuan logistik itu didorong juga untuk  kerja bakti warga di sana,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengimbau kepada masyarakat lain agar juga memeriksa bangunan rumahnya apakah ada kerusakan akibat gempa atau tidak.

“Ya kami mohon diperiksa dengan betul-betul dan melaporkan ke kami. Sebab, adanya keretakan rumah ini selain membahayakan, sekaligus sinyal untuk melihat wilayah rawan apabila terjadinya gempa susulan,” paparnya.

Tak hanya itu, dia juga meminta masyarakat tidak panik namun tetap waspada apabila sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

“Kami minta jangan panik berlebihan. Dan, selalu mengutamakan mitigasi bencana. Serta memantau informasi bencana lewat laman resmi baik dari BMKG maupun BPBD, jangan sampai mencari informasi yang salah dan menjurus ke hoaks,”urainya.  

Exit mobile version