Beranda Umum Nasional Upacara Bendera di Teluk Balikpapan: Seruan Warga Menentang Pembangunan IKN

Upacara Bendera di Teluk Balikpapan: Seruan Warga Menentang Pembangunan IKN

Aktivis Greenpeace, kelompok masyarakat sipil dan warga terdampak pembangunan IKN membentangkan spanduk besar di Jembatan Pulau Galang kala momentum HUT ke-79 RI | tempo.co

KALTIM, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan warga di pesisir Pulau Kwangan, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, merayakan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia dengan cara yang berbeda.

Mereka tidak hanya mengibarkan bendera, tetapi juga menyuarakan keresahan mereka terhadap dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengancam kehidupan dan lingkungan mereka.

Di tengah deru ombak Teluk Balikpapan, warga yang berpakaian sederhana itu dengan penuh semangat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diiringi dengan mengheningkan cipta sebagai tanda duka atas kerusakan ekologis di kawasan tersebut.

Hussein, pembina upacara, menegaskan bahwa upacara ini menjadi medium penting bagi masyarakat untuk menyampaikan penolakan terhadap pembangunan mega proyek IKN yang telah merusak lanskap ekologis Teluk Balikpapan dan memicu berbagai konflik sosial.

“Pembangunan IKN bukan hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat lokal. Sumber-sumber kehidupan dirampas, hak-hak asasi dilanggar, dan ruang keanekaragaman hayati disingkirkan,” ujar Hussein.

Ia berharap masyarakat dapat lebih tegas dalam mengambil sikap terhadap kerusakan yang terjadi. Hussein mendesak pemerintah untuk menghentikan pembangunan IKN demi menjaga kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang.

Baca Juga :  Rugikan Negara Rp  300 T di Kasus Korupsi Timah, Harvei Moeis  Diganjar 6,5 Tahun

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Timur, Fathur Roziqin Fen, menyatakan bahwa pembangunan IKN hanya memperkuat ilusi kemegahan yang menutupi berbagai masalah, termasuk konflik agraria dan dampak ekologis yang parah. Menurutnya, proyek ini telah mengancam habitat penting seperti orangutan, bekantan, dan pesut di Teluk Balikpapan.

“Pembangunan IKN telah menghancurkan lebih dari empat hektar hutan mangrove di hulu Teluk Balikpapan, yang merupakan jalur penting bagi keanekaragaman hayati. Arus mobilitas yang tinggi di kawasan ini juga menyebabkan kerusakan ekosistem dan meningkatkan konflik antara fauna dan warga lokal,” jelas Fathur.

Ketua Tim Kampanye Greenpeace Indonesia, Arie Rompas, menambahkan bahwa upacara bendera itu merupakan bagian dari tradisi tahunan warga dalam menyuarakan keresahan terhadap isu lingkungan dan pelemahan demokrasi.

Baca Juga :  KPK Tetapkan Hasto Tersangka, Ray Rangkuti:  Itu Sepekan Setelah PDIP Pecat Jokowi dan Keluarganya

Usai upacara, warga bersama koalisi sipil menggelar parade perahu kayu menuju area sekitar Jembatan Pulau Balang yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Banner-banner dengan pesan-pesan seperti “Selamatkan Teluk Balikpapan,” “Tanah untuk Rakyat,” dan “Belum Merdeka 100 persen” menghiasi perahu-perahu tersebut, menegaskan perlawanan mereka terhadap pembangunan yang dinilai merugikan.

www.tempo.co