Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kekeringan di Bantul Paksa Warga Berburu Air hingga Mandi Sehari Sekali

Ilustrasi kekeringan / tribunnews

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Kekeringan dan krisis air bersih tak hanya melanda Gunungkidul. Kabupaten Bantul pun tak lepas dari krisis air bersih, sampai-sampai ratusan warga Padukuhan Kalidadap 2, Kalurahan Selopamioro, Imogiri harus berburu air ke sana ke mari dengan jeriken.

Sebelumnya, warga Selopamioro biasa mengandalkan air dari sumur masing-masing. Namun, belakangan, sumur mereka kering dan tak mengeluarkan air lagi.

“Sebelum musim kemarau, warga kami mengandalkan air dari sumur masing-masing. Tetapi, karena musim kemarau, jadi mau enggak mau cari ke sana sini,” kata Dukuh Kalidadap 2, Papin, kepada Tribunjogja.com, Jumat (20/9/2024).

Setidaknya ada 270-an KK yang terdampak kekeringan, sehingga mencari air ke berbagai sumber.

Menurutnya, ada yang mencari di sendang yang berjarak beberapa meter dari rumah warga setempat dan ada yang mencari air dengan meminta kepada sumur-sumur rumah warga.

“Seperti di tempat saya. Saya kan punya sumur kedalaman sembilan meter. Saat ini, debit airnya muncul sedikit-sedikit. Tapi, sumur saya bisa dipergunakan oleh orang-orang di dari empat KK. Jadi totalnya bisa ada 20 orang yang menggunakan air sumur saya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari,” ucapnya.

Rata-rata, air yang diambil tersebut diangkut menggunakan jeriken oleh setiap warga yang membutuhkan air pada waktu pagi dan sore hari.

Kondisi itu sudah berlangsung sejak awal September 2024.

“Tapi, ada juga yang mereka itu membeli air untuk memenuhi kebutuhan dan ada juga yang mengandalkan bantuan dropping air bersih dari pemberian komunitas atau organisasi lain,” papar dia.

Akibat menipisnya air untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saat musim kemarau, kata Papin, ada yang membuat beberapa warga setempat nekat mandi sehari sekali.

“Misalnya, karena air susah dan mau tidak mau harus irit, jadi ada warga yang sore-malam hari memilih untuk enggak mandi. Besoknya baru mandi. Nah, sehari mandi cuma sekali. Dan ada juga warga yang mandi dengan cara dilap dengan air seadanya,” jelas dia.

Selain mencari air untuk mencukupi konsumsi sehari-hari, kata Papin, sejumlah warga setempat juga ada yang harus mencari air untuk memberikan minum kepada hewan ternak.

Pasalnya, di Padukuhan Kalidadap 2 cukup banyak warga yang mengandalkan mata pencarian dengan berternak sapi. Bahkan, hampir setiap rumah di sana memiliki sapi yang dirawat sendiri-sendiri.

Sementara itu, Lurah Selopamioro, Sugeng, mengatakan, kondisi menipisnya sumber air bersih di Kalidadap 2 terjadi dikarenakan sumur pompa bor yang rusak.

Lalu, selama ini, warga setempat hanya mengandalkan air dari sumur masing-masing. Namun, air di sumur itu sudah mengering dikarenakan musim kemarau.

“Sebenarnya, Kalidadap 2 itu kan ada dua sumur. Nah, yang satu itu, pada beberapa waktu lalu pompanya rusak, sehingga tidak bisa menaikkan air sumur. Lalu, satunya lagi baru dibuat dari bantuan pada 2023, tapi saat ini kondisi sumur itu belum lengkap, jadi belum bisa dipakai,” jelasnya.

Kini, pihaknya hanya bisa berharap kepada pemerintah setempat untuk turut serta mengulurkan bantuan dan meringankan beban warganya yang sedang terdampak kekeringan.

“Memang, beberapa waktu lalu warga kami sempat mendapatkan bantuan air bersih dari sejumlah belah pihak. Tapi, kebutuhan air kan cukup banyak. Jadi, saya berharap ke depan ada bantuan dari pemerintah,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul , Antoni Hutagaol, berujar, pihaknya siap memberikan dropping air bersih bilamana ada warga yang membutuhkan.

“Kami siap melayani masyarakat atau warga Kabupaten Bantul yang mengalami kekurangan air dan meminta bantuan dropping air bersih,” tandas Antoni. #tribunnews

Exit mobile version