SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Ada yang berbeda dalam momen Wisuda Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (26/9/2024), di Edutorium UMS. Momen menginspirasi dimana pendidikan tidak memandang usia, serta generasi berbeda saling mendukung dalam menuntut ilmu.
Hal itu ditunjukkan salah satu wisudawan Dr. Sri Waljinah Purwadi, S.Pd., S.H., M.Hum., M.H., seorang anggota Bhayangkari dan juga Dosen di FH UMS, di usia yang tidak muda lagi meraih gelar magister kedua kalinya. Yang unik, upacara wisudanya berbarengan dengan putri tunggalnya Alifa Laili Faiza Cahyani sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika UMS, di Edutorium UMS, pada Kamis 26 September 2024.
Sri Waljinah Purwadi menceritakan perasaan leganya bisa meraih gelar magister ilmu hukum dari UMS, di usia yang tidak muda sekaligus di tengah kesibukannya sebagai anggota Bhayangkari mendampingi tugas suami.
“Lega, senang, dan bersyukur, bahwa meraih ilmu tidak memandang usia, kalau kita semangat pasti akan meraih cita-cita yang kita inginkan. Dan kali ini pencapaian saya kembali meraih gelar magister yang kebetulan diwisuda bersama putri kami,” ujarnya.
Sementara itu, Kombes Pol. Dr. Purwadi Wahyu Anggoro mengungkapkan rasa bangganya terhadap sang istri yang bisa membagi waktu sebagai istri, Bhayangkari, ibu dan sebagai dosen.
“Saya bangga dan semoga ilmu dan capaian yang diraih bisa bermanfaat untuk masyarakat luas,” tuturnya.
Diketahui Dr. Sri Waljinah Purwadi, S.Pd., S.H., M.Hum., M.H. diwisuda dengan gelar Magister Ilmu Hukum setelah mempertahankan tesis yang berjudul “Hukum dan Kepercayaan Terhadap Kepolisian: Studi Interogasi dalam Perspektif Linguistik Forensik”.
Di mana hak warga negara di bidang hukum yaitu memperoleh keadilan ketika berkasus hukum yang dalam proses penanganannya melibatkan penyidik dan terperiksa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah proses interogasi kurang humanis dalam pelaksanaannya di Kepolisian.
Sementara itu sang putri Alifa Laili Faiza Cahyani lulus dari FKI UMS dengan judul skripsi “Peran Kader Perempuan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Aktivitas Komunikasi Politik”.
Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa aktivitas komunikasi politik dilakukan informan untuk membentuk citra positif kepada pemilih atau masyarakat. Semua aktivitas komunikasi politik tersebut dilakukan oleh kader perempuan partai PDIP DIY tanpa menjatuhkan lawan politik. Aktivitas komunikasi politik ini dilakukan oleh kader perempuan PDIP DIY untuk menunjukkan bahwa eksistensi perempuan dalam dunia politik masih dapat berkiprah. Prihatsari