BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Delapan kapanewon/kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bantul sampai sekarang masih mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Ke delapan kapanewon tersebut adalah kapanewon Pajangan, Pandak, Pundong, Bambanglipuro, Dlingo, Piyungan, Jasihan, dan Kapanewon Sedayu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol, menjelaskan, dari delapan wilayah tersebut, Dlingo dan Pundong merupakan kapanewon yang paling tinggi permintaan dropping airnya ke pemerintah.
Ia menjelaskan, dua wilayah tersebut masih terjadi penurunan debit air selama kemarau 2024 berlangsung.
“Sebenarnya wilayah yang mengajukan permohonan dropping air masih di situ-situ saja. Dan memang mereka sudah biasa langganan saat musim kemarau berlangsung, karena ada penurunan debit air dan sebagainya” jelasnya.
Untuk itu, BPBD Bantul terus berupaya memberikan fasilitas kepada masyarakat yang membutuhkan permintaan air bersih.
Pihaknya pun telah menyiapkan anggaran tertentu untuk memfasilitasi kebutuhan konsumsi air bersih dari warga yang terdampak kekeringan .
“Tapi kan prediksi BMKG itu bulan Oktober dasarian III atau November dasarian I diperkirakan turun hujan. Ya mudah-mudahan hujan turun sesuai yang diperkirakan, sehingga masyarakat kita tidak kesulitan mencari air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” pintanya.
Antoni Hutagaol mengatakan, sejak 29 Juni-10 Oktober 2024, telah ada 517 tangki yang berisi air bersih untuk diberikan oleh masyarakat yang terdampak kekeringan.
“Jumlah itu setara dengan 2,585 juta liter air yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak kekeringan,” katanya kepada Tribunjogja.com, Jumat (11/10/2024).
Disampaikannya, jumlah air yang didistribusikan itu berasal dari lintas instansi mulai dari BPBD Bantul, PMI Bantul, Tagana Dinas Sosial Bantul, Dinas Lingkungan Hidup Bantul, hingga para donatur.