Beranda Umum Nasional BEM FISIP Unair Terima Teror Usai Rilis Poster Satire untuk Prabowo-Gibran

BEM FISIP Unair Terima Teror Usai Rilis Poster Satire untuk Prabowo-Gibran

Konferensi pers Dekan FISIP Unair, Bagong Suyanto (baju putih), bersama pengurus BEM FISIP Unair, usai pencabutan SK Dekan, di Gedung FISIP, di Kampus B Unair, Surabaya, Senin (28/10/2024) | tempo.co

SURABAYA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Serangkaian teror dan ancaman diduga mengincar Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Tuffahati Ulayyah, setelah BEM merilis poster satire terkait ucapan selamat kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Teror datang  Sabtu (26/10/2024), melalui pesan singkat, telepon, dan video call dari nomor-nomor tak dikenal di aplikasi WhatsApp serta pesan langsung di akun media sosial.

Menurut Tuffahati, ancaman itu membawa pesan serupa yang memuji program-program Presiden Jokowi dan mengandung nada ancaman.

“Narasi yang disampaikan mirip, seperti menyebutkan keberhasilan Jokowi dengan pesan ancaman,” jelas Tuffahati.

Merasa terancam, ia segera berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya untuk melindungi akun media sosial pribadinya.

Baca Juga :  Instruksi Prabowo, Pekan Depan Menteri dan Eselon I Naik Mobil Dalam Negeri, Dilarang Gunakan Mobil Impor!

Viralnya poster satire yang diunggah BEM FISIP Unair berujung pada polemik, termasuk keputusan Dekan FISIP Unair Bagong Suyanto yang sempat membekukan kepengurusan BEM. Keputusan ini menuai kritik, termasuk dari Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Satryo menilai pembekuan tersebut tak seharusnya terjadi dan meminta pihak kampus lebih bijak dalam menghadapi kritik mahasiswa.

“Saya tadi malam sudah menghubungi Rektor Unair untuk membatalkan pembekuan BEM, dan beliau menyatakan kesiapannya,” ujarnya saat ditemui dalam acara Bulan Bahasa dan Sastra 2024 di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Setelah pertemuan antara Dekan Bagong Suyanto dan pengurus BEM, akhirnya surat pembekuan itu resmi dicabut. Meski demikian, Bagong mengingatkan agar kritik yang disampaikan mahasiswa tetap mematuhi etika akademik untuk menjaga suasana yang kondusif.

Baca Juga :  GP Ansor DKI Jakarta Protes Keras Guyonan Calon Wagub Suswono Soal Janda Kaya dan Nabi Muhammad

www.tempo.co