Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Hukum Wasit Curang dalam Islam

Wasit

Ilustrasi wasit sepakbola. AI

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masih menjadi trending topik terkait aksi wasit curang Ahmed Al Kaf saat memimpin pertandingan kualifikasi piala dunia 2026 antara timnas Indonesia melawan Bahrain.

Pada pertandingan itu timnas Indonesia banyak dirugikan hingga akhirnya pertandingan berakhir seri 2-2.

Lantas sebenarnya bagaimana pandangan Islam terhadap perilaku curang ini? Apa hukum wasit curang dalam Islam?

Terkait perbuatan curang dalam Al-Qur’an tercantum dalam surah Al Mutaffifin ayat 1-4,

1. وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ

Arab latin: wailul lil-muṭaffifīn

Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.”

2. ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ

Arab latin: allażīna iżaktālụ ‘alan-nāsi yastaufụn

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.”

3. وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

Arab latin: wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn

Artinya: “dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

4. أَلَا يَظُنُّ أُو۟لَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ

Arab latin: alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab’ụṡụn

Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.”

Hadits tentang Perbuatan Curang
1. Hadits Pelaku Curang Tidak Termasuk Golongan Rasulullah SAW
Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa orang-orang yang berbuat curang tidak termasuk dari golongannya. Nabi SAW bersabda,

“Siapa saja menipu (berbuat curang) maka dia bukan dari golonganku.” (HR Muslim)

2. Hadits tentang Pemimpin Curang
Jika seorang pemimpin curang dan berkhianat kepada rakyatnya, kemudian dia meninggal dalam keadaan belum bertaubat, maka Allah SWT akan mengharamkan surga baginya.

“Barangsiapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya.” (HR Muslim)

3. Hadits tentang Menerima dan Memberi Suap
Islam melarang umatnya untuk berbuat curang dengan cara menerima dan memberi suap.

“Allah melaknat penyuap dan penerima suap.” (HR Ibnu Majah)

4. Hadits Berbuat Curang dengan Mengambil yang Bukan Haknya

“Barangsiapa dari kalian yang aku angkat atas suatu amal, kemudian dia menyembunyikan dari kami (meskipun) sebuah jarum atau sesuatu yang lebih kecil daripada itu, maka hal itu termasuk ghulul (pencurian) yang pada hari kiamat akan ia bawa.” (HR Muslim)

Sementara dilansir dari Universitas Muhamadiyah Malang di website aik.umm.ac.id, ustaz Ahmad Fatoni, Lc, M.Ag menceritakan fenomena kecurangan dalam kehidupan. Dalam fikih Islam, curang atau “غِشٌّ” itu merujuk pada suatu tindakan atau perilaku yang melanggar prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan transparansi. Perbuatan curang mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti dalam perdagangan, keuangan, perjanjian, dan interaksi sosial

Dosen FAI UMM sekaligus penulis produktif ini, memaparkan larangan keras berbuat curang yang terekam dalam QS. al-Muthaffifin ayat 1-3 sambil menceritakan kisah kaum Nabi Syu’aib, kaum Madyan yang tereknal serakan dan suka berbuat kerusakan.

“Ayat pertama surat ini menjelaskan tentang adzab dan kehinaan yang besar pada hari Kiamat disediakan bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. Ayat 2-3, Allah menjelaskan perilaku orang yang akan menjadi penghuni neraka. Mereka adalah orang-orang yang ingin dipenuhi takaran atau timbangannya ketika membeli karena tidak mau rugi. Sebaliknya, apabila menjual kepada orang lain, mereka akan mengurangi takaran atau timbangannya,” jelasnya.

Lanjutnya, surat ini sebenarnya merespon para pedagang yang berbuat curang tapi para mufassir memperluas makna ayat ini. Sehingga, kecurangan dalam QS. al-Muthaffifin bisa diqiyaskan kepada permasalahan lainnya, misalnya, ketika seseorang membenci orang lain, maka dia hanya menyebutkan keburukan-keburukannya tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Orang yang seperti ini dapat disebut curang.

“Banyak bentuk-bentuk perbuatan curang, namun terkadang kita sering tidak sadar,” paparnya. Ada kecurangan dalam dunia akademik, rumah tangga, berbangsa dan bernegara, curang dalam pekerjaan dan aspek lainnya. Kira-kira, kenapa orang berbuat curang dan apa yang bisa kita lakukan agar tidak berbuat curang?”,tanyanya.

“Orang berbuat curang ya, karena lemahnya iman. Termasuk terlalu ambisius, ambisius terhadap harta. Hendaknya kita selalu mengingat kematian dan hari Pembalasan kelak agar terhindar dari sikap untuk berbuat curang,” tandas dia. Aris Arianto

Exit mobile version