Beranda Nasional Jogja Kabar Duka, Arkeolog Ahli Epigrafi, Dr. Riboet Darmosoetopo Wafat

Kabar Duka, Arkeolog Ahli Epigrafi, Dr. Riboet Darmosoetopo Wafat

Dr. Riboet Darmosoetopo | tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar duka datang dari dunia arkeologi Indonesia. Dr. Riboet Darmosoetopo, seorang pakar epigrafi Jawa Kuno yang namanya sudah dikenal luas, telah meninggal dunia di kediamannya di Baciro, Kota Yogyakarta, pada Selasa (28/10/2024) siang.

Informasi tersebut disampaikan oleh Dr. Sofwan Noerwidi, Kepala Pusat Riset Arkeometri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada Tribun Jogja.

Dr. Riboet Darmosoetopo, atau akrab disapa Pak Riboet, adalah sosok yang berdedikasi dalam mengembangkan dan memajukan kajian epigrafi dan sejarah Jawa Kuno.

Ia merupakan alumnus Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menamatkan studi sarjananya pada tahun 1971, dan kemudian meraih gelar doktor pada tahun 1997.

Pada awalnya, Pak Riboet memilih untuk menempuh jurusan sejarah, namun kemudian mengganti pilihannya ke bidang Arkeologi. Langkah itu dianggap wajar pada masa itu karena perpindahan jurusan masih belum memiliki sistem yang ketat. Pilihan itu akhirnya membawanya pada fokus kajian sejarah kuno dan epigrafi, bidang yang digelutinya hingga akhir hayat.

Selama kuliah, beliau diangkat menjadi asisten dosen dari Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Jabatan itu tak hanya memupuk minatnya dalam penelitian, namun juga menjadikannya pegawai yang dibebaskan dari biaya kuliah.

Baca Juga :  Rehabilitasi Luweng Bintaos Rampung, Banjir Langganan Pasar Tepus Kini Teratasi

Di penghujung studinya, Dr. Riboet melakukan penelitian penting terhadap Prasasti Salimar IV, sebuah prasasti yang mencatat penetapan tanah perdikan Hutan Salimar oleh Sang Pamgat Balahara.

Setelah menamatkan studi S1-nya, Riboet langsung bergabung menjadi dosen di Fakultas Sastra UGM. Ia pun melanjutkan pendidikan pascasarjananya dengan menjalani pemadatan materi yang kala itu dianggap setara dengan studi magister.

Pada tahun 1997, ia meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul Sima dan Bangunan Keagamaan di Jawa Abad IX-X, sebuah kajian mendalam tentang prasasti dan bangunan keagamaan masa kuno di Jawa.

Meskipun telah pensiun pada tahun 2004, dedikasi Pak Riboet tak luntur. Hingga tahun 2006, ia masih dipercaya untuk mengajar beberapa mata kuliah. Dalam salah satu wawancara khusus bersama Tribun Jogja di kediamannya, Pak Riboet pernah bercerita tentang penemuannya terhadap Prasasti Salimar dan memberikan petunjuk mengenai dugaan lokasi pusat Kerajaan Medang di Mataram, menambah wawasan penting bagi para peneliti sejarah Jawa Kuno.

Baca Juga :  Dari Yogya untuk Sumatra, Seniman dan Budayawan Galang Solidaritas

Kabar kepergian Pak Riboet meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar UGM dan dunia Arkeologi Indonesia. Sebagai seorang ahli epigrafi, karyanya akan terus dikenang, terutama kontribusinya dalam melestarikan dan menggali sejarah kebudayaan Jawa Kuno.

www.tribunnews.com

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.