SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Beredar foto di media sosial dan WhatsApp yang menunjukkan sejumlah kader partai pengusung pasangan Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen yakni PDIP, Gerindra, dan Demokrat, disebut membelot dan mendukung pasangan Sigit-Suroto.
Dalam postingan itu, tampak foto bersama sejumlah orang yang diklaim sebagai kader. Namun, setelah dilakukan penelusuran dan konfirmasi kepada pihak partai terkait, ketiga partai pengusung memastikan bahwa mereka tetap solid mendukung Bowo-Suwardi.
Ketua DPC Gerindra Sragen, Wahyu Dwi Setyaningrum, menegaskan bahwa tidak ada kader Gerindra yang membelot mendukung pasangan lain. Ia menyatakan bahwa Partai Gerindra secara resmi mengusung pasangan Bowo-Suwardi dalam Pilkada Sragen.
“Pak Prabowo sudah sangat jelas merekomendasikan pasangan Bowo-Suwardi. Seluruh kader Gerindra wajib tegak lurus dan mengikuti arahan beliau,” kata Wahyu, Selasa (22/10/2024).
Wahyu juga menyampaikan bahwa jika ada kader yang terbukti membelot, mereka akan dikenakan sanksi tegas.
“Kami akan melakukan pengecekan atas klaim tersebut. Jika benar, sanksi akan diterapkan. Tapi mungkin saja yang mengaku kader itu bukan anggota resmi dan tidak memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota),” jelas Wahyu.
Di pihak Demokrat, Wakil Sekretaris DPC Demokrat Sragen, Inggus Subaryoto, menegaskan bahwa tidak ada kader atau pengurus partainya yang membelot.
“Kami tetap solid mendukung dan berkomitmen memenangkan Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen,” tegas Inggus.
Menurut Inggus, klaim bahwa ada kader Demokrat yang mendukung pasangan lain merupakan bentuk pelemahan sepihak. Pihaknya sudah melakukan pengecekan ke tingkat ranting dan tidak menemukan ada pengurus atau kader yang membelot.
“Kalau ada yang mengaku kader Demokrat dan mendukung pasangan lain, seharusnya bisa menunjukkan KTA. Kami akan melaporkan siapa pun yang terbukti membelot, dan partai telah menyiapkan mekanisme sanksi, termasuk pemecatan,” ujar Inggus.
Ia menambahkan bahwa Partai Demokrat selalu patuh terhadap instruksi DPP, termasuk dalam mendukung pasangan yang telah direkomendasikan.
“Jika ada yang tidak tegak lurus, dipastikan itu bukan pengurus atau kader resmi. Mereka hanya oknum yang mengaku-ngaku sebagai kader Demokrat,” pungkas Inggus.
Huri Yanto