Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Krisis Air Bersih Kian Parah, Ratusan Warga Jonggrangan, Sleman Tunggu Bantuan Dropping

Bantuan air bersih disalurkan kepada warga Jonggrangan, Sendangrejo, Minggir yang mengalami kesulitan air bersih akibat dampak musim kemarau yang membuat debit sumur surut | tribunnews

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Dampak musim kemarau panjang  sangat dirasakan oleh mayarakat Padukuhan  Jonggrangan, Kalurahan Sendangrejo, Minggir Kabupaten Sleman.

Sudah beberapa minggu ini,  Ratusan warga di Padukuhan Jonggrangan mengalami krisis air bersih.  Pasalnya, debit air di sistem Penyediaan Air Minum yang dikelola dusun setempat (PAMdus) perlahan mulai berkurang seiring dampak musim kemarau.

Untuk memenuhi kebutuhan air harian, warga mengandalkan bantuan dropping, dan sebagian lainnya juga mengandalkan air sendang atau mata air yang berada dekat pemukiman.

“Kesulitan air bersih ini hampir terjadi setiap tahun, ada 4 RT (rukun tetangga) yang terdampak,” kata Dukuh Jonggrangan, Sendangrejo, Dwi Wisnu Subiyakto ST, Kamis (10/10/2024).

Di Padukuhan Jonggrangan ini sebenarnya sudah ada bantuan sumur dalam, yang dikelola menjadi PAMDus sebagai akses penyedia air minum bagi warga.

Kepesertaannya ada 70 keluarga. Menurut Subiyakto, banyak warga yang sebenarnya ingin pasang PAM, bahkan semua warga Jonggrangan ditargetkan dapat tersambung aliran, namun di tengah musim kemarau kondisi air berkurang sehingga menyebabkan pengelola menahan terlebih dahulu kepesertaan baru.

Ia mencontohkan, debit air PAMDus di Jonggrangan ini perlahan sudah surut sejak akhir Agustus lalu. Hal ini menyebabkan warga di 4 RT dengan total sekitar 170 keluarga kesulitan air bersih.

Tiga hidran umum saat ini telah terpasang di RT 1, 2 dan 3. Hidran umum berkapasitas 2 ribu liter yang digunakan menampung air untuk kebutuhan bersama. Selain HU di RT 1 juga ditambah dengan toren.

“Dikirim (bantuan dropping) air tadi malam jam 20.00an dan sekarang sudah habis,” kata dia.

Adapun di RT 4, meksipun sejumlah warga mulai mengalami kesulitan air, namun hingga kini belum ada Hidran Umum yang terpasang.

Warga di Padukuhan Jonggrangan, kata Subiyakto, untuk memenuhi kebutuhan air bersih hanya mengandalkan bantuan.

Sebagian ada yang masih mengandalkan air dari PAMDus. Artinya kalau kondisi sedang ada air, maka didistribusikan dan warga menampung air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

Bagi warga yang tidak tersambung PAM, mengandalkan air sumur maupun mengandalkan mata air yang berada di sekitar pemukiman. Namun memang harus mengangsu atau mengambil air menggunakan jerigen ataupun ember.

“Jarak sendang ini gak jauh. Masih di wilayah pemukiman. Paling jauh rumah warga sekitar 500an meter. Tapi ya itu harus ngangsu dan aksesnya cukup berat, ada tangganya,” kata dia.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan krisis air bersih yang terjadi di Jonggrangan karena sumur bor PAM yang digunakan warga mengalami penurunan debit sehingga suplai berkurang.

Kemudian sumur warga di Jonggrangan sebagian juga sudah mengering sehingga membutuhkan bantuan dropping air bersih.

BPBD sendiri sudah melaksanakan droping air bersih sejak Rabu (9/10/2024) malam.

“Kebutuhan air bersih untuk 4 RT sekira 10 ribu liter tiap harinya,” kata dia.

Pihaknya mengaku akan terus memonitor krisis air bersih di Jonggrangan. Jika kembali membutuhkan droping maka akan disalurkan.

Jadi Perhatian

Pjs Bupati Sleman Kusno Wibowo mengatakan, kesulitan air bersih yang terjadi di Jonggrangan, Sendangrejo menjadi perhatian pemerintah.

Menurut dia, pihaknya sudah menerima informasi tersebut dan akan segera menindaklanjutinya.

Sebab, kondisi saat ini, untuk mencukupi kebutuhan air bersih di masyarakat tidak bisa mengandalkan dari air hujan.

“Ini nanti menjadi evaluasi kami pemerintah Kabupaten Sleman kalau ada lokasi-lokasi atau wilayah kami yang kekeringan tentunya akan menjadi perhatian bagi kami untuk bisa mencukupi kebutuhan air yang ada di wilayah tersebut. Tentunya kebutuhan yang primer dulu ya, untuk kebutuhan-kebutuhan sehari-hari. Kalau yang lain nanti kita bisa bicarakan lebih lanjut,” kata Kusno.

Pihaknya juga akan mengecek anggaran yang bisa dialokasikan untuk bantuan dropping air bersih. Agar bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Exit mobile version