WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – SMPN 1 Jatiroto Wonogiri berupaya memperkuat karakter siswa melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 bertema Berekayasa dan Berteknologi dengan mengusung bahan dasar sederhana, yaitu tempe.
Kegiatan P5 ini memiliki fokus pada pembelajaran berbasis praktik, bertujuan mengasah keterampilan dan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai dalam profil pelajar Pancasila.
Dalam proyek ini, siswa didorong mengembangkan beberapa kompetensi utama, seperti gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Proses pembuatan tempe, yang melibatkan tahap fermentasi hingga menjadi produk siap konsumsi, menjadi media pembelajaran yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut.
Melalui kegiatan membuat tempe, siswa diharapkan mampu belajar bekerja sama dengan teman-temannya, mandiri dalam menyelesaikan tugas, serta kreatif dalam mengembangkan proses pembuatan. Selain itu, mereka juga dituntut bernalar kritis dalam memahami proses dan teknik fermentasi.
Proyek ini juga memberikan wawasan mengenai sains dan teknologi sederhana melalui bahan yang akrab di kehidupan sehari-hari.
Melalui pengalaman belajar langsung ini, sekolah berharap dapat membekali siswa dengan kemampuan serta nilai-nilai yang bermanfaat untuk menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri dan dengan semangat gotong royong.
Rahmadi Widyatmoko selaku kurikulum di SMPN 1 Jatiroto Wonogiri dalam rilisnya, Jumat (8/11/2024), mengungkapkan dengan mengusung judul “Bioteknologi Fermentasi Kedelai Cepat Bergizi Optimal” P5 tema Berekayasa dan Berteknologi minggu pertama dimulai 24 Oktober dan berakhir Oktober 2024.
Atas petunjuk Kepala SMPN 1 Jatiroto Joko Dwi Suranto, tim koordinator P5 merancang kegiatan yang berlangsung selama 6 hari. Kegiatan dimulai Kamis, 24 Oktober 2024 bertepatan dengan kegiatan pembiasaan Kamis sehat dan bahagia, seluruh siswa diminta untuk membawa bekal dengan lauk berbahan dasar tempe. Setelah senam dan jalan santai, siswa berkumpul di lapangan dengan membawa bekal sarapan mereka. Seluruh siswa antusias dengan kegiatan ini.
Lantas, siswa bersama guru selaku fasilitator mengadakan refleksi tentang bekal yang mereka bawa. Kegiatan dilanjut pengenalan cara pembuatan ragi tempe atau dalam bahasa jawa disebut laru. Baik siswa maupun guru, semuanya terlibat dan semangat menjalani kegiatan P5 tema ini. Karena rerata dari mereka baru mengenal bagaimana proses pembuatan tempe.
Setelah laru selesai dibuat, kegiatan dilanjutkan proses mencampur laru dalam kedelai hingga menjadi tempe yang siap diolah. Siswa diminta untuk membawa kacang kedelai yang sudah dicuci bersih dan direbus dua kali.
Perebusan memang harus dilakukan dua kali untuk menghindari kedelai basi. Kedelai tersebut lalu dikeringkan, dicampur dengan laru yang sudah dibuat oleh siswa hari sebelumnya. Setelah tercampur, proses selanjutnya adalah , membungkus campuran tersebut dengan menggunakan daun jati atau plastik.
Campuran tersebut dipanen keesokan harinya.
Hasil yang didapat beragam. Ada yang jadi tempe bagus sesuai harapan, akan tetapi ada juga yang gagal karena beberapa faktor yang tidak terduga. Tempe hasil panenan mereka kemudian diolah menjadi kreasi masakan yang luar biasa kreatif dan beragam.
“Seluruh siswa tentu saja sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Karena selain belajar membuat tempe dari awal proses, mereka juga diminta untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan dalam sebuah video cinematik. Kegiatan ini tentu saja sangat menguji kreativitas para siswa,” ungkap Kepala SMPN 1 Jatiroto Joko Dwi Suranto. Aris Arianto