WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang Pilkada serentak 2024, debat publik antar calon kepala daerah kembali digelar di berbagai wilayah di Indonesia.
Debat ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai visi, misi, serta program kerja yang akan dijalankan oleh para calon pemimpin.
Namun, di era digital saat ini, muncul pertanyaan mengenai efektivitas dan relevansi debat publik sebagai media kampanye.
Plus dan Minus Debat Publik
A. Kelebihan Debat Publik:
– Transparansi Program
Debat publik memungkinkan masyarakat mengetahui program unggulan masing-masing calon, memberikan pemahaman tentang apa yang akan dilakukan kandidat untuk meningkatkan kesejahteraan daerah.
– Kemampuan Publik Menilai Langsung Melalui debat, masyarakat bisa melihat kemampuan komunikasi, pengetahuan, serta komitmen calon dalam memimpin dan menangani permasalahan daerah.
– Pendidikan Politik
Debat publik menjadi sarana edukasi politik bagi masyarakat. Melalui acara ini, masyarakat dapat belajar memahami isu-isu lokal, kebijakan, serta cara mengkritisi calon pemimpin secara objektif.
B. Kekurangan Debat Publik:
– Format yang Terkesan Formal
Dalam format yang sangat terstruktur, kadang terjadi pembatasan waktu yang membuat jawaban kandidat kurang detail. Terlebih, beberapa isu lokal yang relevan bisa terlewat akibat keterbatasan waktu.
– Potensi Menjadi Ajang Saling Menjatuhkan
Debat publik berisiko memancing pertikaian antarcalon, terutama jika ada pertanyaan yang sensitif. Kondisi ini bisa mengganggu suasana debat dan membuat masyarakat tidak mendapat gambaran positif dari para kandidat.
– Kurangnya Peningkatan Partisipasi Politik
Di era digital, banyak warga yang merasa lebih nyaman mengikuti kampanye secara daring daripada menonton debat formal. Hal ini membuat debat publik kurang menarik bagi generasi muda yang sudah terbiasa dengan informasi digital dan interaktif.
C. Efektivitas dan Relevansi di Era Digital
Seiring berkembangnya teknologi, masyarakat semakin mengandalkan media sosial dan platform digital untuk mencari informasi, termasuk dalam bidang politik.
Beberapa ahli politik menyebutkan bahwa debat publik harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman agar tetap relevan, misalnya dengan format yang lebih interaktif dan melibatkan peran aktif audiens melalui platform daring.
Di beberapa daerah, diskusi virtual atau sesi tanya jawab daring telah dianggap sebagai alternatif yang lebih menarik bagi kaum milenial dan Gen Z.
Namun, debat publik juga tetap memiliki nilai yang tidak tergantikan. Bagi masyarakat di daerah yang masih sulit mengakses internet atau belum terlalu terbiasa dengan teknologi, debat publik yang disiarkan melalui TV atau radio tetap menjadi salah satu sumber informasi utama untuk mengenal kandidat secara lebih dekat.
Kesimpulan
Debat publik Pilkada 2024 tetap memiliki peran penting dalam memberikan informasi langsung kepada masyarakat mengenai program kerja para calon.
Namun, relevansinya harus diperbarui agar bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi digital. Penyelenggara Pilkada diharapkan dapat mempertimbangkan format debat yang lebih interaktif dan berbasis digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi politik di kalangan generasi muda.
Dalam kondisi saat ini, debat publik masih dianggap efektif, namun penyempurnaan format menjadi hal yang penting agar debat dapat memenuhi ekspektasi publik yang lebih beragam. Aris Arianto