JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ingat kasus aksi buang susu di Boyolali lantaran produk susu lokal tidak terserap di Industri Pengolahan Susu (ISP)? Nah, kali ini, Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi meminta para peternak sapi lokal untuk tidak khawatir soal pasaran.
Budi Arie mengakui, program makan bergizi gratis memang membutuhkan pasokan susu dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan 15 juta penerima manfaat. Karena itu, ia mengimbau Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) tak perlu mengkhawatirkan pasar.
“Tidak perlu takut soal pasar, kan sudah diciptakan dengan adanya program makan bergizi gratis ini. Justru kita saat ini kekurangan pasokan susu, maka kita akan amankan produksi susu dalam negeri untuk kebutuhan Makan Bergizi Gratis,” Budi Arie dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/2024).
Sekalipun begitu, Budi Arie mengatakan para peternak sapi perah dan pengelola koperasi susu juga harus memastikan kualitas susu yang dihasilkan terjamin dan harga bisa bersaing.
“Jangan khawatir kalau soal takut produk susu lokal tidak terserap, justru yang harus diperhatikan adalah soal kualitas dan harganya,” kata Budi Arie.
Kemungkinan Tambah Anggaran
Sebagaimana dilansir dari data GKSI, rata-rata produksi harian susu segar mencapai 1,23 juta liter per hari. Sementara kebutuhan memenuhi program makan bergizi gratis sekitar 3 juta liter per hari. Itu berarti ada kebutuhan sekitar 1,67 juta liter yang harus dipenuhi peternak atau koperasi susu nasional dengan meningkatkan produktivitas susu sapi perah.
Sayangnya, menurut Budi Arie, upaya peningkatan produktivitas susu terkendala beberapa hal seperti jumlah sapi yang terus berkurang. Kondisi ini salah satunya disebabkan penyakit mulut dan kaki (PMK). Penyakit ini telah menurunkan populasi sapi dari sebanyak 239.196 ekor menjadi tersisa 214.878 ekor.
Karena itulah, untuk mengatasi persoalan itu, Budi Arie mengatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Ia juga berujar akan menyampaikan langsung permasalahan ini kepada Presiden Prabowo Subianto agar ada kebijakan untuk mengatasi permasalahan kekurangan produksi susu nasional.
Ia pun berpesan, GKSI dapat mengembangkan inovasi produknya supaya memiliki nilai tambah lebih melalui penghiliran. Dengan begitu, koperasi susu dapat meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
“Koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi kalau dari susu memang produk turunannya sudah banyak seperti keju, yogurt, mozarella dan lainnya,” kata Budi Arie.