SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para pencinta kuliner ekstrem mungkin akan tertarik dengan kabar ini. Musim hujan tahun 2024 telah tiba, dan warga Desa Bulakrejo serta Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ramai-ramai berburu kepompong jati dalam bahasa daerah populernya entung jati atau ungker jati.
Kehadiran musim penghujan di penghujung tahun ini menjadi berkah bagi warga di desa tersebut. Banyak ulat jati yang berubah menjadi entung, yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan kuliner ekstrem. Kuliner dari entung jati ini telah lama digemari oleh masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan, karena kelezatan dagingnya.
Setiap hari, banyak warga di sekitar hutan jati Sumberlawang berburu entung jati dari pohon-pohon yang ada. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun, karena entung jati bisa diolah menjadi lauk-pauk yang lezat.
Salah satu warga, Wantini (50), yang tinggal di Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari, mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ia mencari entung jati bersama warga lainnya. Menurutnya, entung jati tersebut memang dikumpulkan untuk dikonsumsi oleh keluarganya. Namun, ada juga yang dijual dalam keadaan mentah, karena banyak orang yang mencarinya untuk dimasak sendiri.
“Musim seperti ini banyak yang cari. Kalau ada yang mau beli, baru dijual per gelas Rp15.000. Kadang ada yang mampir beli,” ujar Wantini.
Biasanya warga mulai berburu entung jati sejak pukul 08.00 hingga siang hari. Di awal musim hujan seperti sekarang, banyak warga yang aktif mencari entung jati. “Entung jati bisa dimakan sebagai lauk. Kadang digoreng biasa, tapi juga bisa dibuat rica-rica,” katanya.
Cara memasak entung jati dengan bumbu rica-rica pun cukup sederhana, menggunakan bumbu-bumbu umum seperti cabai, bawang merah, bawang putih, garam, merica, dan daun jeruk. Sedangkan untuk entung goreng, cukup ditambahkan penyedap rasa.
Tahapan memasak entung jati diawali dengan merebus air hingga mendidih, lalu mencuci entung hingga bersih. Setelah itu, entung dimasukkan ke dalam air mendidih dan dibiarkan hingga matang, lalu ditiriskan. Bumbu kemudian ditumis dalam minyak panas, setelah itu entung ditambahkan, dicampur dengan kecap manis, dan dimasak hingga matang. Hidangan pun siap disajikan dengan nasi panas.
Mulato, salah satu penikmat entung jati, mengatakan bahwa olahan entung jati memiliki rasa yang enak, pedas, gurih, dan kaya protein. “Ada sensasi kletus-kletus saat digigit,” ujarnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa untuk mencoba kuliner ekstrem ini perlu kehati-hatian. Selain membutuhkan nyali untuk menikmatinya, perlu juga mempertimbangkan kondisi tubuh, karena jika tidak terbiasa, bisa saja menyebabkan alergi. “Selain entung jati, ada juga entung johar yang bisa dimasak,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ngargosari, Sriyono, membenarkan bahwa setiap tahun, masyarakat Ngargosari berburu entung jati saat musim hujan tiba.
“Iya, banyak warga di sini yang mencari entung jati saat musimnya tiba. Mereka memasaknya menjadi berbagai olahan seperti digoreng, dibuat rica-rica, dan lainnya. Bahkan, banyak orang dari luar desa yang datang untuk membeli,” kata Sriyono.
Huri Yanto