BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fenomena upwelling menerjang kawasan karamba jaring apung (KJA) Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Akibatnya, ribuan ikan budidaya pun mati.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) setempat pun langsung turun tangan memantau ke lokasi. Total sebanyak 117 ton ikan mati.
“Kerugian mencapai Rp 327,6 juta,” ujar Kabid Perikanan Disnakan Boyolali, Nurul Nugroho, Minggu (3/11/2024).
Dijelaskan, kejadian itu bermula saat Jumat (1/11/2024) sore cuaca di waduk mendung. Selama seharian itu pula tidak ada angin.
“Hal itu mengakibatkan fenomena upwelling atau naiknya massa air dasar waduk ke permukaan dengan membawa bahan beracun sisa pakan. Lalu pada Sabtu (2/11/2024) pukul 06.00 ikan-ikan di KJA mati massal,” ujarnya.
Kondisi diperparah dengan hujan yang mengguyur wilayah Boyolali hingga Sabtu sore. Sehingga membuat kematian ikan terus berlanjut sampai Sabtu malam. Disnakan yang menerima laporan itu langsung melakukan monitoring ke TKP.
“Ikan-ikan itu milik 17 anggota kelompok Tirto Panguringan dengan total kerujian ditaksir mencapai Rp 327,6 juta,” paparnya.
Guna menghindari dampak yang makin besar, Dinas langsung mengambil tindakan. Pihaknya meminta agar petani KJA mengurangi pemberian pakan ikan sampai cuaca dab kondisi perairan membaik.
Selain itu, petani KJA diminta segera mengevakuasi ikan yang mati dan dikubur.
Lalu sebagian lainnya bisa diberikan ke ikan lele serta sebagian kecil yang masih layak bisa dijual.
“Kami juga menampung beberapa harapan dan masukan para petani KJA. Mereka meminta agar ada kajian daya dukung perairan Waduk Cengklik untuk jumlah KJA yang optimal,” tambahnya.
Selain itu, juga rasionalisasi jumlah KJA yang ideal. Menyangkut penataan maupun pengurangan KJA. Para petani juga meminta agar pemkab memberikan bantuan untuk meringankan kerugian pembudidaya ikan. Waskita