SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Calon Wali Kota Solo nomer urut 2, Respati Ardi, menghadiri makan siang dan sarasehan bersama eks pedagang kaki lima Sunday Market Manahan yang diadakan di Balekambang Resto, Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (9/11/2024).
Eks Sunday Market Manahan merupakan perkumpulan PKL Solo yang dibentuk sejak Jokowi menjadi Wali Kota Solo pada 2007 dan ditutup oleh masa kepemimpinan FX Rudy pada 2016. Dihadiri sejumlah anggota, Fajar, Ketua PKL Sunday Market menjelaskan tujuan dari acara siang hari itu dalam sambutannya.
“Kita membulatkan tekad untuk berjuang di momen Pilwalkot ini agar Mas Respati bisa menjadi Wali Kota Solo. Nanti jika rakyat Kota Solo memberikan amanah kepada Mas Respati untuk menjadi wali kota, harapan kami semua hanya satu, yaitu dibuka kembali Sunday Market Manahan,” ungkap Fajar.
“Kemarin saya sempat sowan ke kediaman Pak Jokowi, di Sumber. Perlu diketahui, dari awal yang membentuk Sunday Market ini kan beliau, jadi saya menceritakan bagaimana keadaan kami sekarang. Kami ini terpecah di beberapa tempat, CFD, Solo Baru, Pucangsawit, Galabo, Colomadu, dll. Dulu itu kami ada sekitar 1500 pedagang,” imbuhnya.
Respati mempersilakan setiap anggota untuk menceritakan aspirasi mereka satu per satu. “Dahulu, Mas, pemasukan kami jualan dari Sunday Market Manahan ini bisa untuk kebutuhan selama satu minggu, bahkan bisa untuk kami belanja hal yang belum pernah kami miliki sebelumnya. Perputaran setiap minggu di Sunday Market Manahan itu sangat mempengaruhi ekonomi kami semua. Jadi kami mohon untuk besok bisa dibuka kembali agar kami bisa berjualan kembali,” ungkap Dono, peserta sarasehan meyakinkan.
Menanggapi hal itu, Budi, salah satu PKL juga menyampaikan hal sama, “Apa yang dikatakan teman-teman itu sangat benar adanya. Dahulu kami bisa ambil pinjaman di KUR itu dengan surat mobil bahkan surat tanah, karena kami sanggup dan kami mampu menutup cicilan itu dari berjualan setiap Minggu di Manahan. Kalau sekarang jangankan ambil Mas, mau melunasi yang kemarin saja kami tergolong susah,” imbuh Budi.
Seluruh anggota mengutarakan hal yang sama. Tidak sedikit dari mereka gulung tikar dan memulai usaha yang baru akibat ditutupnya Sunday Market Manahan. Usai mendengarkan aspirasi dari para pedagang, Respati menanggapi dengan berbagai syarat.
“Sedikit cerita, saya dahulu juga pernah berjualan di depan Gedung Wanita Manahan. Jadi saya tahu betul apa yang menjadi keresahan para PKL, terutama di Manahan. Kami, Respati-Astrid ini berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan UMKM. Yang jelas, kalau memang nanti diatur seharusnya bisa ya. Karena waktu itu tidak ada CFD, itu kalau memang Bapak-Ibu tetap yakin laku seperti dahulu, nanti kita bisa uji coba dahulu,” tandas Respati.
Respati menegaskan adanya Sunday Market kelak bisa menggeser sedikit para pedagang di CFD Solo yang belum kebagian tempat berjualan di sepanjang jalan Slamet Riyadi. “Saya rasa nanti untuk penataannya harus jelas, mungkin bisa lewat gambar, didata dan dimaksimalkan agar cukup untuk pedagang tanpa tenggang rasa antar satu dengan lainnya. Yang utama itu ya pasti sampah, sampah ini adalah kesadaran pedagang juga pembeli, kalau datang bersih, pulang ya harus bersih. Jika bisa dibuka kembali, saya sendiri yang akan menindak tegas kalau masih ada sampah yang tersisa saat selesai,” lanjut Respati.
Tanggapan Respati pun direspon positif oleh pedagang, “Senang sekali tadi respon dari Pak Respati sangat baik terkait Sunday Market Manahan, karena memang ribuan orang ini bergantung keuangannya di Sunday Market Manahan. Semoga nanti Pak Respati menang, Sunday Market Manahan dibuka kembali, dan kami warga Solo tidak kelimpungan lagi mencari nafkah,” ujar Peter, seorang pedagang yang merasa senang atas respon Respati. Prihatsari