Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Warga Jogja Kesulitan Buang Sampah, Ada yang Titip Anak Buang Sampah ke Luar Kota

Seperti inilah tumpukan sampah di depo Mandala Krida Yogyakarta | tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sampai sejauh ini, masyarakat Kota Jogja masih belum terlepas dari persoalan sampah. Kesulitan dalam membuang sampah masih juga dirasakan warga masyarakat Kota Yogya, hingga menjelang penghujung tahun 2024 ini.

Yang dikeluhkan masyarakat Jogja, sebatas membuang residu –sisa limbah yang sudah tidak bisa diolah lagipun membutuhkan perjuangan tersendiri.

Hal itu sebagaimana dituturkan oleh Sulastri, salah seorang warga Kota Jogja.

Padahal perempuan paruh baya itu sudah konsiten mengikuti anjuran pemerintah.

Yakni, memilah limbah organik dan anorganik sejak dari hulunya, atau level rumah tangga, sampai upaya pengolahan dengan beragam metode.

“Semua sampah saya pilah, lalu saya olah sendiri di rumah. Kecil-kecilan bisa kok, yang organik dengan metode biopori, kemudian yang anorganik saya bawa ke bank sampah,” katanya, Senin (18/11/2024).

Meski demikian, ia menyebut, tidak semua jenis limbah anorganik bisa diboyongnya ke bank sampah, karena ada beberapa pengecualian.

Khususnya, sampah-sampah kertas atau plastik yang nilai keekonomiannya cenderung rendah, sehingga harus dibawanya pulang kembali.

“Mau tidak mau saya harus membuang, kan. Tapi, mau membuang saja repot. Harus pagi-pagi jalan ke depo, karena ada pembatasan. Beberapa kali sampai sana tutup, atau penuh, kan ngga mungkin saya lempar begitu saja,” cetusnya.

Alhasil, beberapa kali ia mendapati salah satu sudut ruangannya penuh dengan residu yang sejatinya sudah dalam kondisi bersih karena proses pemilahan.

Untuk mengatasinya, Sulastri pun memilih cara yang cenderung ‘curang’ dengan menitipkannya ke anaknya yang tinggal di luar Kota Yogya.

“Sudah mentok, sampah ngga pernah diambil lagi, depo penuh terus. Ya sudah, saya titipkan ke anak. Dia tinggal di luar kota, masih lancar pembuangan sampahnya,” ungkapnya.

“Di perumahannya itu sampah diambil seminggu dua kali. Jadi, sehari sebelum jadwal pengangkutan, saya suruh anak mampir ke rumah, mengambil residu yang terkumpul,” urainya.

Sementara, warga Kota Yogyakarta lainnya, Rianti, menyoroti perilaku warga yang masih abai terhadap upaya pemilahan maupun pengelolaan limbah. Menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang dengan entengnya membuang sampah di tempat-tempat terlarang, seperti trotoar, atau tanah kosong.

“Pusing juga, lihat depo-depo penuh, di jalanan banyak pembuangan liar. Maksudnya, ayolah, kita sama-sama peduli, begitu loh,” cetusnya.

Rianti pun mengaku sudah sangat jengah dengan kondisi ini. Ia kadang merasa, ketekunannya memilah limbah setiap hari belum bisa membantu banyak.

Karenanya, ia berharap, Pemkot Yogyakarta bersungguh-sungguh menyelesaikan problem persampahan yang sudah sangat berkepanjangan ini.

“Jangan sampai warga yang sudah disiplin itu capek, karena kondisinya tetap begini-begini saja. Harus ada upaya konkret dari pemerintah,” tegasnya.

Exit mobile version