Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Awas! Hujan Peristen Picu Potensi Banjir Lahar Dingin di Merapi!

Hujan

Ilustrasi hujan lebat. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat, terutama mereka yang berada dekat sungai yang berhulu di Gunung Merapi  diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan.

Diketahui, hujan persisten (awet) masih melanda daerah di puncak dan lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, sepanjang Sabtu lalu hingga Selasa pagi ini, 7-10 Desember 2024.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di wilayah potensi bahaya.

“Peringatan ini penting mengingat kondisi cuaca dan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga atau Level 3,” ujar Agus pada Selasa, 10 Desember 2024.

Hujan Deras dan Potensi Lahar
Curah hujan di kawasan puncak dan lereng Gunung Merapi meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada Sabtu, 7 Desember, curah hujan tercatat 19,4 mm dengan intensitas 17,9 mm/jam. Intensitas hujan terus meningkat pada Senin, 9 Desember, dengan curah hujan mencapai 70 mm dan intensitas 23 mm/jam yang berlangsung hampir empat jam.

Kondisi ini menyebabkan aliran sungai berhulu di Gunung Merapi, seperti Sungai Gendol di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, menunjukkan tanda-tanda potensi banjir lahar dingin. Video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan aliran sungai berubah menjadi hitam keabuan, dampak dari material vulkanik yang terbawa air.

Aktivitas Vulkanik dan Potensi Bahaya
Hasil monitoring BPPTKG periode 25 November hingga 5 Desember 2024 mencatat satu kali awan panas guguran mengarah ke barat daya (hulu Kali Krasak) dengan jarak luncur 1.400 meter. Guguran lava terpantau 84 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) sejauh 1.800 meter, delapan kali ke hulu Kali Krasak sejauh 1.500 meter, dan satu kali ke arah barat (hulu Kali Senowo) sejauh 500 meter.

Morfologi kubah barat daya Merapi mengalami perubahan akibat pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas. Volume kubah barat daya saat ini tercatat sebesar 3.272.300 meter kubik, sementara kubah tengah tetap stabil di angka 2.361.800 meter kubik.

Material Erupsi 30 Juta Meter Kubik
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rachmad, menyatakan potensi bencana lahar hujan meningkat seiring tingginya curah hujan. “Volume material vulkanik yang dihasilkan Gunung Merapi saat ini mencapai 30 juta meter kubik,” kata Noviar, Minggu, 8 Desember 2024.

Jika material ini tersapu hujan deras, banjir lahar dingin dapat mengalir melalui sungai-sungai berhulu di Merapi, seperti Kali Boyong yang terhubung hingga Kali Code di Yogyakarta. “Aliran lahar hujan ini berbahaya jika meluap ke sungai-sungai di wilayah selatan Gunung Merapi. Debit air dapat meningkat secara tiba-tiba, memicu banjir besar,” tambahnya.

BPPTKG dan BPBD DIY mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi resmi terkait kondisi Gunung Merapi.  

Exit mobile version