SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ambrolnya bendungan Winong Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu langsung mendapatkan respon cepat dari anggota DPR RI Sriyanto Saputro fraksi partai Gerindra dengan turun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan.
Akibat bencana alam tanah longsor membuat tanggul irigasi untuk lahan 3 desa itu diprediksi bakal menghambat program Swasembada pangan yang dicanangkan presiden Prabowo Subianto, pihaknya mencoba untuk komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menganggarkan perbaikan bendung tersebut.
Dalam sidak itu, Sriyanto Saputro didamping langsung Wakil Ketua Komisi III DPRD Sragen Joko Supriyanto dan juga hadir pejabat DPU Sragen, Muspika Gondang dan para petani yang berpotensi terdampak.
Bendung yang dibangun tahun 1935 tersebut sudah lama mengalami kerusakan. Namun kondisi semakin parah beberapa hari yang lalu akibat diterjang arus air. Lantas kondisi saat ini mengancam irigasi petani dan berpotensi gagal panen.
“Iya kemrin saya cek langsung dan kondisi memprihatinkan. Bendung itu dibangun pada 1935 dan menjadi kewenangan pemkab Sragen. Dengan kondisi ini mengairi sekitar 900 hektar sawah di wilayah Sragen,” kata Sriyanto Saputro Rabu (11/12/2024).
Selain itu, Sriyanto juga menyampaikan Jika kerusakan ini kalau dibiarkan bisa mengganggu program presiden yakni ketahanan pangan. Ditargetkan 2028 bisa direalisasi, bahkan jika lebih cepat akan lebih baik.
“Kebetulan saya di komisi V DPR RI. Kalau anggaran estimasi perbaikan Rp 8,5 miliar sebuah angka yang besar. Kita akan koordinasi dengan Kementerian PU. Saya koordinasi kesana khususnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), perlu ada intervensi dari pusat,” bebernya.
Sriyanto menjelaskan ada 3 desa yang khawatir dengan bencana ini. Diantaranya Brumbung, Glonggong dan Gondang. Lantas dia mendesak Pemkab Sragen mengajukan proposal ke pemerintah pusat.
“Karena dapil saya, coba saya fasilitasi, mudah-mudahan 2025 anggaranya bisa terkejar. Semoga belum ada SK dari Menteri PU untuk program-program. Dinas PU juga harus bekerja cepat,” ujarnya.
Sementara Kepala DPU Sragen Albert Pramono Susanto menyampaikan kerusakan bendung winong jebol. Sehingga tidak bisa menahan elevasi air. Air yang semestinya bisa masuk ke saluran irigasi, tidak bisa masuk.
“Kami lakukan upaya darurat, membuat tanggul sementara. Tapi sifatnya tidak permanen. Setiap hujan bisa saja rusak. Kami juga mengajukan kawat bronjong ke BBWS, untuk nanti air bisa diarahkan ke saluran irigasi petani,” terangnya.
Huri Yanto