SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris bekerja sama dengan Program Bahasa Inggris Education University of Hong Kong sukses melaksanakan proyek pendampingan penerapan Informal Digital Learning of English (IDLE) bertajuk IDLE Social Impact Project.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Kota Solo pada 14-15 Agustus 2024 dan di Kota Kendari pada 18-19 Agustus 2024.
Proyek itu bertujuan meningkatkan akses dan hasil pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia yang kekurangan sumber daya melalui model IDLE. Model tersebut terbukti mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa Inggris secara signifikan, khususnya di sekolah-sekolah dengan keterbatasan fasilitas.
Workshop dan Narasumber Ahli
Kegiatan dimulai dengan workshop yang diikuti oleh 100 guru dari 13 sekolah di Solo dan 12 sekolah di Kendari. Dalam workshop ini, peserta diberikan wawasan tentang pentingnya akses global terhadap bahasa Inggris melalui IDLE. Workshop menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr. Ju Seong Lee dari The Education University of Hong Kong dan Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd. dari UNS Surakarta.
Kedua narasumber memberikan materi bertajuk Fostering Access to Global English through Informal Digital Learning, yang berisi panduan praktis implementasi IDLE dalam pengajaran bahasa Inggris di era digital. Dalam pemaparannya, mereka membekali para guru dengan keterampilan untuk melatih 25 guru garis depan yang akan memberikan manfaat bagi lebih dari 1.400 siswa di 25 sekolah.
Hasil Penerapan IDLE
Adapun penerapan IDLE menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu indikatornya adalah waktu belajar bahasa Inggris meningkat sebesar 9% (dari 425 menjadi 462 menit per bulan), sementara waktu latihan keterampilan berbicara dan menulis meningkat sebesar 34% (dari 477 menjadi 640 menit per bulan).
Selain itu, peserta workshop juga diberikan pelatihan berbasis kecerdasan buatan melalui aplikasi Moodie AI. Sebanyak 14 guru di Solo dan 12 guru di Kendari secara sukarela melanjutkan implementasi IDLE di sekolah masing-masing selama tiga bulan.
Respons Positif dari Guru
Kegiatan tersebut mengundang respons positif dari para peserta, salah satunya Giyatna, Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Sumberlawang, Sragen. Menurutnya, IDLE berhasil meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
“Sebelum integrasi IDLE, motivasi siswa belajar bahasa Inggris rendah. Mereka membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan, menulis, dan berbicara. Namun, setelah IDLE diterapkan, motivasi mereka meningkat. Mereka mulai suka berbagi video bahasa Inggris di YouTube dan menonton video dalam bahasa Inggris,” ujar Giyatna.
Dukungan dari Fakultas Lain
Sementara itu, sekolah-sekolah yang berpartisipasi juga menunjukkan keseriusan dengan mengintegrasikan IDLE ke dalam program resmi, seperti mencantumkannya di situs web sekolah dan mendapatkan pengakuan dari kepala sekolah.
Selain FKIP UNS, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Kendari dan FKIP Universitas Muhammadiyah Kendari turut mendukung penerapan IDLE.
Dengan hasil yang menjanjikan, proyek tersebut diharapkan dapat menjadi model pembelajaran bahasa Inggris berbasis digital yang dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia. [Redaksi]