Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Organisasi Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri Atas Kemauan Sendiri, Nyatakan Setia Pada NKRI

Sebanyak 1.400 peserta yang hadir secara offline dan 7.000 peserta yang hadir secara daring. Mengikuti deklarasi puncak pembubaran organisasi Jamaah Islamiyah dan menyatakan Ikrar Setia NKRI di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Sabtu, (21/12/2024) sore. Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Sebanyak 1.400 peserta yang hadir secara offline dan 7.000 peserta yang hadir secara daring. Mengikuti deklarasi puncak pembubaran organisasi Jamaah Islamiyah dan menyatakan Ikrar Setia NKRI di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Sabtu, (21/12/2024) sore.

Para eks peserta Jamaah Islamiyah tersebut berasal dari 34 daerah, 36 lapas dan 2 rutan.

Turut hadir dalam acara tersebut
Menteri Hukum, Dr. Supratman Andi Agtas, Kapolri, Jenderal Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, Kepala BNPT, Komjen Pol Eddy Hartono, Kepala Detasemen Khusus 88, Irjen Pol Sentot Prasetyo beserta stakeholder lainya.

Menurut Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88, Irjen Pol Sentot Prasetyo, para mantan anggota Jamaah Islamiyah tersebut telah menyadari dengan penuh ketulusan.

Bahwa perjuangan yang sepenuhnya bukanlah melawan bangsa. Akan tetapi membangun bersama bangsa.

“Mereka ingin berkontribusi ingin membangun negeri ini. Kita sebaiknya menyambut mereka sebagai saudara. Karena pada hakikatnya perjalanan hidup adalah bagaimana dia bangkit dari kesalahan dan maju dengan tekad yang baru,” ujar Sentot Prasetyo.

Sentot menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi pembubaran Jamaah Islamiyah di berbagai titik di seluruh Indonesia.

“Kami menyaksikan bahwa mereka telah menunjukkan komitmen untuk sepenuhnya kembali ke NKRI. Ustad Para Wijayanto (pimpinan tertinggi organisasi Jamaah Islamiyah) bahkan telah menulis buku yang sangat komprehensif berisi 42 alasan mengapa Jamaah Islamiyah harus kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkapnya.

Buku tersebut yang kemudian nantinya akan dibagikan pada para peserta deklarasi.

Dilanjutkan Sentot, keberhasilan ini juga tak lepas dari proses panjang diskusi dan dialog bersama para tokoh Jamaah Islamiyah yang diawali sejak tahun 2019.

“Melalui komunikasi intensif dengan para amif Jamaah Islamiyah saat itu. Yaitu Ustad Para Wijayanto, diskusi ini dilakukan dengan tulus, penuh kehangatan, keakraban, saling keterbukaan, saling tukar pikiran dengan menggunakan berbagai macam literasi. Tetapi tetap dengan tujuan untuk mengubah cara pandang ideologis mereka secara bertahap dan alhamdulilah ini berhasil,” imbuhnya.

Sentot menyatakan bahwa ini baru pertama kalinya di dunia organisasi teror sebesar Jamaah Islamiyah membubarkan diri atas kemauannya sendiri.

“Ini juga tidak lepas dari pendekatan humanis yang konsisten diterapkan Polri dan BNPT. Dengan pendekatan yang mengedepankan dialog, edukasi, dan penyadaran. Kita mampu meredam ideologi radikal tanpa harus menggunakan cara-cara kekerasan,” paparnya.

Pendekatan semacam ini dilanjutkannya terbukti lebih efektif mengikis paham radikalisme dan mencegah aksi-aksi kekerasan. Pendekatan seperti ini juga baru dilakukan di Indonesia dan belum diterapkan di negara-negara lain.

Seperti diketahui Jamaah Islamiyah sendiri adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1993 oleh 11 tokoh yang berpengaruh.

Termasuk Ustad Abdullah Sungkar, Ustad Abu Bakar Ba’asyir, dan juga Ustad Abu Rusdan.

Kelompok ini awalnya lahir dengan tujuan mendirikan pemerintahan Islam di kawasan Asia Tenggara. Namun pada perjalanannya organisasi ini berubah drastis setelah mencuri perhatian yang besar.

Usai melakukan aksi serangan 2002 Bom Bali. Aksi serangan teror paling mematikan di Indonesia. Dengan menewaskan 200 orang korban dan menjadi titik awal serangkaian aksi teror serupa di tahun berikutnya.

Sejak saat itu Jamaah Islamiyah dikenal sebagai suatu organisasi dengan jaringan terorisme global yang berafiliasi dengan Alkaida.

Namun dibalik aksi-aksi ini ada perjalanan panjang para anggotanya, sehingga kemudian menemukan imun.

Berupa dalil-dalil syar’i yang justru mengarahkan mereka untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ando

Exit mobile version