Padatnya kesibukan membuat sebagian besar aktivitas sehari hari melibatkan pergerakan. Banyak dari generasi muda menunjukkan kecenderungan untuk menjalani kehidupan yang energik, aktif, dan kerap terlibat dalam berbagai kegiatan. Anak-anak muda terlibat secara aktif dalam berbagai aktivitas, seperti olahraga, hiburan, dan pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik. Gangguan pada fungsi gerak dapat ditangani oleh fisioterapi. Fisioterapis berperan penting dalam menangani kasus yang menggangu aktivitas sehari-hari seperti terkena cedera dan gangguan fisik. Salah satu kasus yang dapat ditangani oleh fisioterapi yaitu frozen shoulder. Frozen shoulder merupakan keadaan yang membuat kapsul sendi memendek dan meradang. Gejala frozen shoulder termasuk muskuloskeletal umum yang ditandai dengan keterbatasan sendi bahu di area pola kapsuler.
Adapun beberapa fase frozen shoulder. Pasien pada fase nyeri yang parah mengalami gangguan tidur. Pada fase tersebut penderita sulit untuk menggerakkan bahunya sehingga membuat kekakuan bahu semakin meningkat. Pada akhir fase nyeri, volume kapsul secara signifikan semakin berkurang. Adapun fase freezing ditandai dengan hyperplasiasinovial yang berhubungan dengan proliferasi fibroblastik di dalam kapsul sendi glenohumeral. Nyeri sering kali disertai dengan kekakuan. Meskipun patofisiologi sinovial membaik pada pasien yang berada di fase pembekuan, adesi terjadi dalam kapsul diikuti penurunan volume intra-articular dan kapsul sendi.
Frozen shoulder awalnya ditandai dengan nyeri pada bahu, namun lama kelamaan nyeri semakin meningkat sehingga menyebabkan gerak menjadi terbatas dan sendi bahu mengalami kekakuan. Frozen shoulder disebabkan oleh kekakuan pada kapsul sendi bahu yang membuat pola kapsuler mengalami keterbatasan gerak. Pola kapsular bahu menunjukkan rotasi eksternal terbatas dibandingkan rotasi internal. Salah satu gerakan yang terhambat adalah abduksi bahu, dimana terjadi gerakan berupa translasi kaudal pada saat melakukan gerakan abduksi. Aktivitas seperti menyisir rambut, berpakaian, melakukan pekerjaan rumah, berolahraga, bekerja, dan pergi ke sekolah dapat menyebabkan frozen shoulder.
Frozen shoulder memiliki tanda yang paling umum yaitu saat malam hari rasa nyeri biasanya terjadi dan membuat tidur sulit sehingga menyebabkan gangguan tidur yang terfokus pada bahu yang tidak terinfeksi. Rasa sakit yang berhubungan dengan bahu beku digambarkan sebagai nyeri tumpul dan mungkin menjalar ke bisep. Hilangnya fungsi gerak sendi dapat memengaruhi kualitas hidup pasien dengan bahu beku. Selain itu, tindakan peregangan dan mobilisasi sendi secara efektif daoat mengurangi kekakuan pada kapsul sendi glenohumeral.
Adapun beberapa fase frozen shoulder. Penderita pada fase nyeri, penderita mengalami nyeri spontan yang terkadang parah dan mengganggu tidur. Pasien takut untuk menggerakkan bahunya sehingga meningkatkan kekakuan bahu. Pada akhir fase nyeri, volume kapsul glenohumeral berkurang secara signifikan. Pasien pada fase freezing ditandai dengan hyperplasiasinovial yang berhubungan dengan proliferasi fibroblastik di dalam kapsul sendi glenohumeral. Nyeri sering kali disertai dengan periode kekakuan Meskipun patofisiologi sinovial membaik pada pasien pada fase pembekuan, adesi terjadi dalam kapsul diikuti penurunan volume intra-articular dan kapsul sendi.
Penyakit sendi bahu seperti frozen shoulder jika penanganan terlambat akan menyebabkan kondisi yang lebih parah, ditandai dengan terbatasnya mobilitas aktif dan pasif seluruh gerakan sendi bahu. Penanganan frozen shoulder umumnya melibatkan berbagai metode. Salah satu penyembuhan yang mulai mendapatkan perhatian adalah terapi fisik. Fisioterapi memiliki peran yang sangat penting dalam menangani gangguan frozen shoulder. Terapi fisik bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki fungsi sendi bahu. Fisioterapis menggunakan berbagai teknik, seperti peregangan, mobilisasi sendi, penguatan otot, dan teknik pemijatan, untuk membantu meredakan kekakuan dan mempercepat pemulihan. Dengan intervensi yang tepat dan teratur, terapi fisik dapat mengembalikan mobilitas bahu, mengurangi nyeri yang mengganggu, serta meningkatkan kualitas hidup pasien, terutama pada generasi muda yang aktif secara fisik.
Latihan peregangan sering kali digunakan dalam terapi fisik untuk kasus bahu beku. Peregangan bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada sendi bahu dengan meningkatkan elastisitas jaringan ikat yang ada di sekitar sendi. Latihan penguatan otot membantu penderita untuk menguatkan otot di sekitar bahu. Penguatan otot penting untuk membantu meningkatkan penggunaan sendi. Latihan penguatan penting untuk mengembalikan stabilitas pada bahu dan memudahkan penderita frozen shoulder untuk menggerakkan bahu tanpa adanya rasa sakit yang berlebihan.
Selain itu latihan menggunakan teknik pemijatan juga berpengaruh bagi bahu kaku. Pemijatan dapat mempercepat proses penyembuhan kasus frozen shoulder. Teknik pemijatan dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi bahu yang merupakan salah satu penyebab utama rasa sakit pada frozen shoulder. Pemijatan secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan otot dan jaringan ikat yang ada di sekitar sendi bahu. Penggunaan terknik yang benar dan tepat pada pemijatan dapat membantu mempercepat proses pemulihan frozen shoulder.
Terapi fisik bertujuan untuk mencegah agar frozen shoulder tidak dapat kambuh. Terapi fisik dengan memperkuat otot bahu dan meningkatkan fleksibelitas sendi membantu penderita meningkatkan kualitas gerak dan fungsi bahu. Terapi fisik membutuhkan waktu yang berbulan-bulan untuk proses pemulihan, akan tetapi tergantung pada fase dan tingkat keparahan gejala frozen shoulder. Menjalani terapi fisik secara teratur dan disiplin dapat memperbaiki dan mengurangi rasa sakit pada nyeri frozen shoulder. Keterlibatan penderita frozen shoulder dalam mengikuti terapi yang teratur akan mendapatkan hasil yang memuaskan. [*]
Kafka Riham Aaliyah
Mahasiswa Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang