Beranda Umum Opini Pengaruh Pengelolaan Bentuk Tempat Duduk Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Sekolah Dasar

Pengaruh Pengelolaan Bentuk Tempat Duduk Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Sekolah Dasar

Ilustrasi pengaturan pola tempat duduk untuk siswa SD | pixabay
Tiara Rahmi Pratiwi
Mahasiswa Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal, berbagai faktor haruus diperhatikan, termasuk kualitas pengajaran, kurikulum, dan lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan belajar yang kondusif dapat memengaruhi proses pembelajaran siswa, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Salah satu aspek penting dari lingkungan belajar adalah pengelolaan ruang kelas, termasuk pengaturan tempat duduk siswa. Meskipun sering dianggap remeh, pengelolaan bentuk tempat duduk dapat memiliki dampak signifikan terhadap aktivitas belajar siswa, terutama di tingkat sekolah dasar.

Aktivitas belajar siswa merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Aktivitas belajar mencakup keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran, seperti mendengarkan guru, berinteraksi dengan teman, serta berpikir kritis dan kreatif. Aktivitas ini berhubungan erat dengan motivasi dan kenyamanan siswa di dalam kelas. Jika siswa merasa nyaman dan mampu berinteraksi secara aktif dengan lingkungan sekitarnya, maka mereka akan lebih mudah untuk terlibat dalam proses belajar. Salah satu faktor yang dapat meningkatlan kenyamanan dan interaksi ini adalah pengelolaan bentuk tempat duduk yang tepat.

Tempat duduk artinya pada sekolah formal biasanya berupa fasilitas, benda atau barang yang dapat digunakan siswa sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Dalam pengaturan tempat duduk guru harus kreatif dalam memilih gaya tempat duduk yang akan digunakan, serta selalu memerhatikan keadaan lingkungan kelas. Penataan tempat duduk disesuaikan dengan kondisi siswa baik berbentuk panjang, pendek, rendah, ataupun tinggi, sehingga siswa dapat merasa nyaman dalam menggunakannya ketika proses pembelajaran berlangsung.

Dalam pengelolaannya di kelas, penataan tempat duduk sebaiknya diubah dan berganti sesuai dengan tujuan dan metode pembelajaran berlangsung, hal ini akan menambah aktivitas belajar siswa dan siswa pun akan merasa nyaman dan tenang dalam belajar. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan interaksi sosial dapat meningkatkan motivasi siswa (Edwards, 2020). Perubahan tempat duduk siswa disesuaikan dengan metode pembelajaran yang diterapkan, seperti pembelajaran berbasis kelompok, individu, atau berpasangan.

Pengelolaan kelas adalah faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Tujuan utama dari pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan suasana pengajaran yang mendukung agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Pengelolaan kelas harus dilakukan secara maksimal dan efesien, sehingga memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa dan hasil belajar mereka. Penciptaan lingkungan kelas yang sesuai dapat mempengaruhi tingkat ketertiban dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Baca Juga :   Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Terhadap Maraknya Kasus Bullying di Sekolah

Dalam pengaturan tempar duduk, yang paling penting adalah menciptakan suasana kelas yang aktif dan memungkinkan interaksi yang efektif antara guru dan seluruh siswa, sehingga guru dapat lebih mudah mengontrol perilaku dan tingkat keterlibatan siswa. Pengaturan tempat duduk yang jelas dan terstruktur dapat mengurangi gangguan dan meningkatkan fokus siswa (Veenman, 2021). Pengaturan tempat duduk siswa ini juga harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.

Penataan tempat duduk merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam mengelola kelasnya, siswa menyukai adanya penataan tempat duduk. Siswa bisa menyesuaikan kegiatan belajar dengan pengaturan tempat duduk yang dilakukan oleh guru. Setiap siswa memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda, sehingga memungkinkan mereka untuk duduk dengan nyaman dan lebih mudah menyerap pelajaran dari guru. Kinerja belajar siswa pun akan terpengaruhi dalam penataan tempat duduk ini. Beberapa siswa lebih mudah menerima instruksi ketika  duduk di kursi depan, sementara yang lain lebih efektif menerima instruksi ketika duduk di kursi tengah, belakang atau di kursi yang disusun setengah lingkaran.

            Faktor pengelolaan kelas yang berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan aspek-aspek dalam diri siswa, seperti emosi, pikiran, perilaku dan kepribadian mereka. Sementara itu, faktor eksternal mencakup lingkungan tempat belajar (lingkungan fisik), penempatan dan pengelompokan siswa, serta jumlah siswa. Selain itu, faktor guru juga sangat mempengaruhi pengelolaan kelas, terutama dalam hal aspek sosial emosionalnya (Djamarah, 2006). Faktor lain yang juga berpengaruh adalah faktor organisaional. Faktor organisasional merujuk pada cara dimana suatu kelas diatur dan dikelola untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

            Terdapat beberapa solusi dalam pengelolaan bentuk tempat duduk, seperti memberikan penataan tempat duduk yang fleksibel dan dinamis,  desain tempat duduk yang mengutamakan kenyamanan siswa saat belajar. Tempat duduk disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan, misalnya tempat duduk diskusi kelompok dan pembelajaran mandiri, tempat duduk yang dapat memberikan ruang gerak dan interaksi sosial.

Baca Juga :  Pengaruh Program Latihan Berbasis Air terhadap Peningkatan Fungsi Motorik pada anak Cerebral Palsy

Pengelolaan tempat duduk yang mendukung penggunaan teknologi dan peralatan pembelajaran, menyesuaikan tempat duduk dengan karakteristik siswa, aspek kesehatan fisik dan psikologis siswa. Keterlibatan guru dalam pengelolaan tempat duduk, penataan dinamika kelas, dan terakhir penataan tempat duduk yang memungkinkan siswa bergerak dengan leluasa dan mendorong keaktifan siswa selama proses pembelajaran untuk membantu siswa lebih fokus saat mengikuti pelajaran.

Pengelolaan bentuk tempat duduk memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa sekolah dasar. Pengaturan tempat duduk yang tepat dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, mendukung interaksi antara siswa, serta meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis selama proses pembelajaran.

Bentuk tempat duduk yang fleksibel, seperti pengaturan kelompok, melingkar, atau berbentuk U, memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi, bertukar ide, dam bekerja sama dengan teman sekelas. Hal ini juga mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, baik dalam bentuk aktivitas individu maupun kelompok. Oleh karena itu, guru perlu mempertimbangkan pengelolaan bentuk tempat duduk sebagai salah satu strategi penting dalam menciptakan ruang belajar yang efektif dan mendorong keterlibatan siswa secara aktif di sekolah dasar. [*]

Tiara Rahmi Pratiwi

Mahasiswa Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang