Frozen Shoulder (FS) merupakan suatu keadaan dimana bahu mengalami peradangan sehingga jaringan ikat disekitar sendi bahu menjadi kencang dan tebal. Frozen Shoulder (FS) dapat menyebabkan terjadinya rasa nyeri dan pembatasan gerak karena ruang lingkup gangguan miofasial dengan pola kapsuler mobilitas berkurang atau terbatas. Frozen Shoulder (FS) ditandai dengan peningkatan nyeri secara bertahap dan spontan karena keterbatasan rentang gerak sendi glenohumeral. Patofisiologi Frozen Shoulder (FS) relatife dipahami dengan baik sebagai proses patologis peradangan sinovial yang diikiuti oleh fibrosis kapsul.
Gejala utama Frozen Shoulder (FS) nyeri dan kekakuan bahu yang membuat sulit digerakkan. Nyeri biasanya terasa di salah satu bahu, lengan atas, dan otot bahu di sekitar lengan atas. Gejala-gejala tersebut mungkin berkembang perlahan dan memburuk dalam beberapa tahap. Penyakit sendi yang sering terjadi pada sendi bahu merupakan Frozen Shoulder (FS), permasalahan yang disebabkan oleh Frozen Shoulder (FS) nyeri dan keterbatasan mobilitas sendi/LSG yang dapat mempengaruhi fungsi sendi bahu. Otot Subscapularis merupakan bagian dari kelompok Rotator Cuff berfungsi untuk mengangkat bahu. Peradangan pada otot Subscapularis dapat disebabkan oleh cedera bahu atau imobilisasi seperti ruptur tendon.
Pengaruh positif dari Muscle Building Workout dapat meningkatkan kekuatan otot. Kekuatan otot yang baik mendukung stabilitas sendi, mengurangi beban pada kapsul sendi yang terpengaruh oleh Frozen Shoulder (FS). Teknik terapi yang tepat, dapat meningkatkan kualitas pemulihan dari cedera dengan cepat dan melakukan latihan kekuatan otot secara rutin dan konsisten serta latihan yang dilakukan dengan hati-hati, sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Namun, penting untuk melakukan latihan dibawah pengawasan seseorang professional, seperti ahli terapi fisik, untuk mengembangkan teknik yang tepat untuk mencegah cedera berlanjut.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kapasitas aktivitas fungsional bahu merupakan indeks nyeri dan disabilitas bahu, dengan nilai 0% hingga 60% menunjukkan perbaikan dan 61% hingga 100% menunjukkan perburukan. Frozen shoulder (FS) dapat berkisar dari nyeri ringan hingga nyeri berat akibat terbatasnya pergerakan sendi glenohumeral. TENS dan manipulasi traksi untuk meningkatkan mobilitas sendi bahu beku dilakukan tiga kali, dan rentang fleksi sagital ditingkatkan dari T1 90° menjadi T3 110°. Penculikan frontal dari T1 120° hingga T3 125°, dan adduksi dari T1 10° hingga T3 13°. Selain itu, gerakan sendi lateral tidak meningkat. Stimulasi saraf listrik transkutan (TENS) dan manuver traksi dapat membantu meningkatkan mobilitas sendi bahu.
Frozen Shoulder (FS) mempengaruhi fungsi PTOT (Physical Therapy and Occupational), karena penyakit sendi bahu secara langsung mempengaruhi aktivitas fisik. Ada dua penyebab Frozen Shoulder (FS) yaitu, primer dan sekunder. Penyakit primer masih belum dipahami dengam jelas, namun penyakit sekunder disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Dari 60% kasus bahu beku, sekitar 2-5% lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Frozen shoulder (FS) juga terjadi pada 10-20% dari penderita Diabetes Mellitus, karena peningkatan kadar gula darah Hiperglekimia kronis menyebabkan perubahan struktur kolagen pada jaringan ikat di sekitar sendi bahu, yang menyebabkan kekakuan.
Mekanisme yang merupakan kunci terjadinya Frozen Shoulder (FS) antara lain, adanya akumulasi berdasarkan AGE dalam bahu. Herbi Resistensi Insulin, Hipoksia Kronis, LGI Kronis, dan Endoktosima. Struktur pertama yg terpengaruh Ligamen Korakohumeral, bagian berdasarkan Rotator Cuff. Kontraktur Ligamen Korakohumeral mengakibatkan terbatasnya Rotasi Eksternal dalam lengan, biasanya pertama kali terjadi dalam pasien pengidap Frozen Shoulder (FS). Ligament Korakohumeral mengakibatkan tanda-tanda special Frozen Shoulder (FS) yaitu, terbatasnya Rotasi Eksternal. Adanya kerusakan dalam jaringan tadi mengakibatkan perlengketan dalam Kapsul Articulo Glenohimeral.
Perawatan Frozen Shoulder (FS) memerlukan pendekatan hati-hati yang mencakup peregangan, penguatan otot, dan rehabilitasi bertahap. Latihan pembentukan otot dapat membantu, namun harus dilakukan dengan modifikasi tertentu seperti peregangan (Stretching), latihan penguatan ringan (Muscle Streching), latihan Muscle Building secara bertahap. Memerlukan intervensi operatif dalam bentuk manipilasi dibawah anestesi (MUA) atau pelepasan Kapsul Atroskopi (ACR). Penderita Frozen Shoulder (FS) harus diobati untuk gangguan medis yang mendasarinya, karena kontrol yang buruk terhadap gangguan tersebut dapat mengakibatkan keparahan pada penyakit yang berkepanjangan.
Nyeri paling parah terjadi selama fase koagulasi (10 hingga 36 minggu). Suntikan Steroid dapat meredakan nyeri dengan cepat, terutama dalam jangka pendek. Selama fase pembekuan (4-12 bulan), nyeri berangsur-angsur berkurang namun kebebasan bergerak dibatasi., pada tahap tersebut pengobatan harus fokus pada peningkatan rentang gerak. Lakukan latihan ROM aktif berbantuan dan latihan peregangan pasif ringan seperti elevasi anterior, rotasi internal dan eksternal, serta adduksi lintas tubuh. Latihan tersebut sebaiknya dilakukan 5-6 kali sehari. Selain itu, bahu akan kembali menegang di antara sesi, jadi penting untuk melakukan beberapa sesi selama 5-10 menit sepanjang hari.
Salah satu cara untuk meredakan nyeri bahu dengan terapi akupresur. Terapi akupresur merupakan pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan menekan titik-titik tekanan tertentu dengan jari atau benda tumpul. Terapi akupresur merangsang titik meridian dan marma dengan menekan titik akupunktur lokal, meningkatkan aliran darah dan sirkulasi energi, serta mengembalikan keseimbangan energi (qi) dalam tubuh dengan menyebabkan kejang otot. Namun latihan harus dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit yang berelebihan, jika nyeri meningkat, segera kurangi intensitas atau berhenti. [*]
Baiq Annisa Muhammad
Mahasiswa Prodi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang