Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Serangan Hama Tikus di Sragen Jawa Tengah Ancam Program Swasembada Pangan Presiden Prabowo Subianto, Petani Mulai Kuwalahan Dan Terancam Gagal Panen

Kades Tangkil Suyono saat menyampaikan serangan hama Tikus melanda Desa Tangkil, Sragen, Jawa Tengah pada JOGLOSEMARNEWS.COM Pada Jumat (6/12/2024) Huri Yanto

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Dalam rangka ikut mewujudkan program swasembada pangan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh presiden Prabowo Subianto lewat sektor pertanian, justru mendapat kendala.
Salah satunya adanya serangan hama tikus samakin merajalela melanda para petani di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Informasi yang berhasil dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM puluhan hektare sawah milik petani di Desa Tangkil rusak parah di makan Tikus usai 2 minggu pasca ditanam.
Bahkan serangan hama tikus hingga hari ini dikabarkan belum mereda dan semakin menggila, membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Tangkil ikut kuwalahan membantu para petani membasmi tikus.

Pada JOGLOSOMARNEWS.COM Kepala Desa Tangkil, Suyono mengatakan serangan hama tikus semakin menghawatirkan dan ancaman gagal panen tahun ini diprediksi bisa terjadi.

“Benar desa tangkil muncul hama tikus sejak masa tanam 25 hari ini, bahkan satu malam hama tikus bisa menghabiskan 2 hektare tanaman padi milik petani. Kerugian jika gagal panen total mencapai 30 – 45 juta rupiah persatu hektare,” kata Suyono Jumat (6/12/2024).

Selain itu menurut Suyono akibat serangan hama tikus diakhir tahun ini banyak petani yang jengkel, berbagai macam cara mengatasi hama tikus dilakukan akan tetapi tetap kurang efektif.

“Mayoritas serangan hama tikus ini lebih parah dibandingkan dengan tahun lalu, pencegahan bahkan petani saking jengkelnya opsi terakhir mengunakan setrum listrik untuk menangani hama tikus, akan tetapi kalau ditempat saya pakai obat dan racun tikus serta menerjunkan para penembak tikus,” jelasnya.

Hasil pantauan di lapangan terlihat puluhan hektare tanaman Padi milik petani di Desa Tangkil itu rusak parah dimakan tikus dengan cara dipotong atau dimakan.

“Modelnya di potong, semalam bisa habis. Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan PPL dan belum ada jawaban,” jelasnya.

Selain itu penanganan hama tikus di Desa Tangkil masih mencari solusi, selain itu jika dilakukan gropyokan tikus bersama juga belum dianggarkan lewat DD.

“Tahun kemarin tidak ada tikus, perkiraan saya tahun ini tidak ada tikus malah meleset, kok ini malah parah seperti ini. Untuk tahun 2024 kami tidak menganggarkan di DD, kita malah kecolongan, mudah mudahan tidak kena ancaman banjir juga,” ujarnya.

Huri Yanto

Exit mobile version