Beranda Nasional Jogja Yuditeha Rilis Album Lagu Puisi, Perpaduan Sastra dan Musik

Yuditeha Rilis Album Lagu Puisi, Perpaduan Sastra dan Musik

Sastrawan Yuditeha saat melantunkan puisi-puisinya dalam alunan musik dan lagu | Foto: Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Usia boleh menua, namun semangat dan inovasi untuk selalu berkarya tak boleh kendur. Itulah yang dilakukan oleh sastrawan Yuditeha. Di usianya yang sudah mencapai 55 tahun, Yuditeha terus membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal batas.

Sastrawan produktif ini, yang telah menulis 24 buku, kini menghadirkan sisi lain dari dirinya, yakni bernyanyi. Melalui album lagu puisi yang baru dirilis, Yuditeha membawa puisi ke dimensi baru dengan memadukan kata-kata indahnya ke dalam alunan musik.

Yuditeha dikenal luas lewat karya-karya sastra yang beragam, mulai dari cerpen, novel, hingga puisi. Dari 24 buku yang ditulisnya, 11 di antaranya adalah kumpulan cerpen, termasuk Sejarah Nyeri yang diterbitkan oleh Marjin Kiri.

Sastrawan Yuditeha | Istimewa

Selain itu, ia juga telah menulis tujuh novel, salah satunya Tjap yang diterbitkan oleh Basabasi, serta enam buku puisi, seperti Dolanan, yang pernah masuk nominasi Anugerah Prasidatama Jawa Tengah. Namun, kali ini ia menunjukkan cara berbeda untuk memperkenalkan puisinya, yakni melalui seni lagu.

Perjalanan Yuditeha dalam dunia lagu puisi sebenarnya bukan hal baru. Sebelum dikenal sebagai penulis prosa, ia telah memulai karier kreatifnya dari puisi. Bahkan, ia sempat dikenal sebagai penyanyi puisi yang sering tampil di jalanan, menjadikan lagu sebagai medium kritik sosial.

Pada tahun 2018, ia menggelar konser mini tunggal di Palur Plasa, Karanganyar, di mana ia bernyanyi selama dua setengah jam tanpa henti. Momen itu menunjukkan bahwa lagu puisi telah lama menjadi bagian penting dari hidupnya.

Baca Juga :  14 Motor di Parkiran Pasar Beringharjo Tertimpa Pohon Tumbang

Kini, setelah bertahun-tahun bermimpi, Yuditeha akhirnya berhasil merekam sepuluh lagu yang syairnya diambil dari puisi-puisinya sendiri. Album ini direkam di Yogyakarta, tempat yang dipilih untuk mendukung konsentrasinya.

Proses kreatifnya terbilang sederhana, hanya menggunakan gitar sebagai alat musik utama. Meski mengaku tidak terlalu mahir di bidang musik, Yuditeha mampu menghasilkan lagu-lagu yang tetap menonjolkan puisinya sebagai inti utama.

Dalam album ini, Yuditeha menyajikan berbagai tema reflektif yang menyentuh hati. Ada lagu Jika Esok Tidak Datang yang menggugah pendengar untuk merenungkan apa yang akan dilakukan jika esok tak pernah tiba, hingga Ampas Kopi yang mengisahkan rindu melalui metafora sederhana.

Lagu seperti Jiwa yang Kuat memberikan semangat kepada mereka yang sedang berjuang, sementara Kesepian yang Membunuh mengingatkan akan bahaya kesendirian yang sering terabaikan.

Yuditeha juga menyisipkan kritik sosial dalam karyanya, seperti pada lagu Kipas Angin, yang menggambarkan dampak kenyamanan buatan terhadap kehidupan modern, serta Alami, sebuah seruan untuk kembali ke akar kehidupan yang dekat dengan alam.

Dengan nada sederhana namun penuh makna, lagu-lagu ini berhasil menjembatani dunia sastra dan musik, membuat puisi terasa lebih dekat dengan masyarakat.

Dalam sebuah wawancara, Yuditeha mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukung proses pembuatan album ini, mulai dari penciptaan lagu hingga rekamannya. Ia juga berharap bahwa karya-karyanya tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mampu memberikan inspirasi dan menemani pendengar di saat-saat sunyi.

Baca Juga :  Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Mahasiswi di Jogja Kriminal Murni, Ditangani Polresta Yogyakarta

“Saya ingin orang-orang menemukan makna dalam lagu-lagu ini. Entah itu ketenangan, semangat, atau bahkan sekadar senyuman kecil,” ujarnya penuh harap, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Proses kreatif Yuditeha dalam menyanyi, khususnya lagu-lagu puisi, sudah sudah dilakukannya sejak lama di berbagai acara dan kesempatan | Foto: Istimewa

Yuditeha juga melihat album ini sebagai jembatan untuk memperkenalkan keindahan puisi kepada khalayak yang lebih luas. Dengan semangat yang tak pernah surut, Yuditeha membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya.

Album lagu puisinya adalah wujud dedikasi dan eksplorasinya dalam seni, sebuah bukti bahwa puisi bisa hidup dalam berbagai bentuk, termasuk melalui alunan nada yang menyentuh hati.

Bagi mereka yang penasaran, karya-karya Yuditeha kini tersedia di berbagai platform musik seperti Spotify dan YouTube. Dalam setiap lagu, pendengar diajak menyusuri perjalanan emosi dan makna yang mendalam, menjadikan album ini sebagai persembahan istimewa dari seorang sastrawan yang bernyanyi. Suhamdani