YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jenis makanan seblak dan bakso aci yang sekarang lagi populer di kalangan anak-anak, ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan jika dilakukan terus menerus setiap hari.
Karena itulah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengingatkan pentingnya asupan gizi yang cukup untuk kalangan remaja putri.
Beberapa jajanan berbahan dasar tepung yang belakangan digandrungi anak-anak muda, seperti seblak dan bakso aci, tak masuk rekomendasi.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogya, Arumi Wulansari, mengatakan, dua jenis makanan tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Salah satu dampak dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi rendah adalah risiko anemia atau kekurangan darah.
“Anak-anak sering merasa kenyang setelah makan seblak atau bakso aci, padahal kandungan gizinya sangat rendah,” ujar Arumi, Kamis (30/1/2025).
Faktor Risiko Kelahiran Stunting
Remaja putri yang mengalami anemia berisiko lebih tinggi melahirkan anak dengan kondisi stunting di kemudian hari. Oleh karena itu, prevalensi anemia di Kota Yogyakarta yang mencapai 25,67 persen pada 2024 mendapat perhatian serius dari Pemkot Yogyakarta.
“Kami rutin melakukan sosialisasi tentang pentingnya makanan bergizi untuk mencegah anemia di kalangan remaja melalui program Aksi Bergizi di sekolah dan berbagai platform lainnya,” kata Arumi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menambahkan bahwa perhatian terhadap pencegahan anemia juga diberikan kepada ibu hamil.
Pada 2024, prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 16,92 persen atau 407 dari 2.406 ibu hamil yang menjalani pemeriksaan hemoglobin.
Sebagai langkah pencegahan, Pemkot Yogyakarta mulai mendistribusikan Multi Micronutrient Supplement (MMS) bagi ibu hamil sejak Januari 2025.
MMS merupakan suplemen gizi yang mengandung berbagai vitamin dan mineral penting untuk mendukung kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.
“Suplemen MMS dikonsumsi satu tablet per hari dengan air putih oleh seluruh ibu hamil yang menjalani pemeriksaan kehamilan pertama (K1),” jelasnya.