JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto bakal mengatur pertemuannya secara langsung dan tanpa perantara.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto. Menurut dia, pertemuan antara Megawati dan Prabowo akan dikomunikasikan dan diatur sendiri oleh keduanya.
“Tetapi nanti Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Prabowo yang akan langsung berkomunikasi berkaitan dengan hal tersebut,” kata Hasto, Sabtu (18/1/2025).
Hasto menegaskan, dalam pertemuan antara Megawati dan Prabowo itu, bakal ada hal penting dan strategis yang akan mereka bahas bersama. Hal itu, mengingat keduanya merupakan tokoh yang memiliki akar ideologis yang sangat kuat serta sama-sama ingin mengabdi untuk bangsa dan negara.
“Karena jejak sejarah kedua pemimpin tersebut sangatlah kuat dan akar-akar ideologis, titik temu, di dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, itu semua akan menjadi hal-hal strategis yang akan dibahas oleh kedua pemimpin,” terang Hasto.
Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, turut menyampaikan harapannya agar pertemuan Megawati dan Prabowo dapat terlaksana sebelum Kongres PDIP yang dijadwalkan pada April 2025.
“Doakan pertemuan kedua beliau bisa terlaksana setidaknya sebelum PDIP melaksanakan Kongres,” ujar Said kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).
Menurut Said, hubungan antara Megawati dan Prabowo memiliki dimensi batin yang kuat. Ia menilai pertemuan tersebut akan membawa dampak positif bagi dinamika politik nasional, terutama dalam meredakan ketegangan yang tidak proporsional.
“Pertemuan kedua beliau tentu baik bagi kehidupan politik nasional, setidaknya meredakan kegaduhan yang tidak proporsional, terutama dari kalangan pendegung,” katanya.
Lebih lanjut, Said menyebut bahwa Prabowo direncanakan hadir sebagai tamu kehormatan dalam Kongres PDIP. Namun, ia menegaskan hubungan baik antara kedua tokoh tidak boleh diartikan sebagai manuver politik semata.
“Selain itu, hubungan baik kedua tokoh juga mohon jangan diartikan dagang sapi politik, dimana PDIP masuk ke dalam pemerintahan. Karakter kedua tokoh tersebut tidak demikian,” tegasnya.
Ia juga meyakini pertemuan Megawati dan Prabowo akan membahas isu-isu strategis seperti politik kenegaraan, perbaikan hukum, geopolitik, hingga persoalan pangan dan energi.
Di sisi lain, Said menepis anggapan bahwa PDIP akan menjadi oposisi bagi pemerintahan Prabowo karena tidak bergabung dalam kabinet.
“Seperti yang ditegaskan Ibu Mega kepada kami, sistem politik kita tidak mengenal oposisi atau koalisi. Jadi posisi PDIP akan tetap berada di luar pemerintahan dan akan menjadi sahabat yang konstruktif bagi pemerintahan Presiden Prabowo,” pungkasnya.